Met Hari raya Iedul Adha dan Tahun Baru

Saturday, December 30, 2006

Keluarga Besar Gerbangtiga mengucapkan; Selamat Hari Raya Idul Adha 1427 H,
Semoga dengan momen idul Qur'ban ini kita bisa kembali merenungkan arti sebuah pengorbanan, arti sebuah karunia hidup, dan perjuangan melaksanakan semua perintah TUhan. " Sungguh telah terdapat sebuah panutan baik dari kisah para nabi, maka sekarang bagaimana kita bisa menghayati kandungan maknanya, lalu mencoba menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari..."

Dan tak lupa kami juga mengucapkan "Selamat Tahun Baru 2007 Masehi". Dengan datangnya tahun baru ini, semoga kita bisa segera mengevaluasi diri, introspeksi, muhasabah dengan apa yang telah lalu, untuk kembali menata niat, menyusun langkah dan target masa depan guna menggapai segala impian dan cita-cita. "Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah, dan lihat serta renungkanlah dari dirimu apa yang telah lalu..."[Q.S al-Khasyr:18]



Baca Selanjutnya...!...

Catatan Ujian Term Pertama di tingkat Dua [1]

Tuesday, December 26, 2006

=>Ujian hari pertama; Selasa, 26 Desember 2006 (B. Inggris)

Jadwal ujian termin pertama di tingkat ke-2 ku ini kebetulan dapat jatah pagi hari. Terang saja ini merupakan tantangan baru (karena selama 2 termin di tingkat pertama kemaren kebetulan jadwal ujianku dimulai siang hari) yang mau tidak mau harus dijalani dengan rela hati. Bagaimana tidak tantangan, Kairo yang saat ini seakan diselimuti kabut tebal dengan udara yang semakin dingin tentu cukup menciutkan mental untuk bepergian atau keluar rumah. Padahal dari jadwal yang telah dipasang menunjukkan ujian dimulai pukul 09.30 Waktu Kairo. Sementara jarak dari rumah kontrakanku ke kuliyah cukup jauh dan memakan waktu yang cukup lama, ditambah lagi minimnya alat transportasi yang beroperasi ke arah kuliyah. Jika tidak mau terlambat, maksimal pukul 08.00 harus sudah keluar rumah untuk menunggu antrian bus. Jam 08.00 pada musim dingin seperti ini seakan mentari masih belum genap menampakkan tubuhnya. Dingiiin...!!

Sebenarnya itu adalah hal biasa yang mau tidak mau pasti akan aku jalani. Maka tentu saja aku harus bisa sesegera mungkin untuk beradaptasi dan memasang strategi untuk dapat melalui masa-masa ujian termin I ini dengan “selamat”. Materi ujian pertama tanggal 26 Des ini adalah bahasa Inggris. Adalah pilihan yang arif (oleh syu’un thullab) yang telah meletakkan materi bahasa inggris di muka. Hal ini bagiku adalah sebuah kebetulan atau bahkan kesengajaan yang dapat dimanfa’atkan sebagai starting point untuk beradaptasi dengan iklim “ujian pagi” di Mesir yang terhitung baru bagiku. Dengan materi yang relatif sedikit dan tidak terlalu rumit, bahasa inggris cukup aman untuk dijadikan bahan percobaan dan penjajakan untuk medan “baru” ini..

Pagi ini, aku (fak. Ushuluddin) hendak berangkat ke kuliah bersama seorang kawan serumah (Agus-fak. Lughoh) yang kebetulan jadwal ujian kami sama. Pukul 06.00 sholat Subuh dimasjid baru usai, pulang, lalu baca-baca buku bentar sembari mempersiapkan peralatan dan perlengkapan ujian. Mulai jam 06.30 salah seorang temen serumah yang kebetulan jadwal ujiannya beda hari telah siap untuk menyediakan sarapan pagi buat kami (yang mau ujian khususnya) dan buat seluruh anggota “keluarga” kami umumnya. Karena pada hari-hari biasa kami sangat jarang melakukan sarapan pagi sedini itu. Pukul 7 lebih dikit masakan itu jadi, akhirnya kami pun segera sarapan dengan ala kadarnya dalam satu nampan sederhana. Yah beginilah kebiasaan kami, makan bersama dalam satu nampan. Kebersamaan itu memang indah..!!

Sekitar pukul 07.30 kami sudah keluar rumah seraya membaca basmalah dan menata niat sambil berdo’a semoga ujian hari ini bisa sukses. Di samping itu tak lupa aku juga berdo’a supaya bisa cepat dapet bus hingga tidak terlalu lama menunggu dalam derau angin gurun yang dingin menusuk tulang.


Mahattah atau halte bus deket rumah kami kali ternyata menghidangkan suasana yang berbeda dari sebelumnya. Halte itu terlihat hancur morat-marit disamping juga halamannya yang becek akibat tumpahan air slokan yang entah muntah dari mana. Pertama kami mengira itu adalah hal yang biasa. “Mungkin haltenya mau dibenerin kali, atau mungkin di sini akan dibangun sebuah apartemen baru sehingga halte itu diperbaiki atau di geser”, begitulah kurang lebih temenku berkomentar melihat kondisi halte yang sudah hancur dan alasnya retak-retak.

Sejenak kami terdiam sambil menenangkan tubuh yang menggigil diterpa dingin, sembari mengawasi lagi kondisi sekitar halte itu.
Aneh. Nampaknya ada yang tidak beres. Ughh...ternyata dalam jarak pandang sekitar beberapa mater dari tempat kami berdiri terdapat sebuah mobil terseok dan hampir remuk tertutup semak-semak daun. Di sampingnya terlihat juga sebatang tiang listrik yang juga roboh.

“Waahh...nampaknya semalam atau entah kapan telah terjadi kecelakaan yang cukup dahsyat”, begitulah aku menebak dalam selidik. Dan temanku juga seorang kawan dari Malaysia mengamininya. “iya ya..”,begitulah kira-kira mereka beceloteh spontan. “Tapi sedahsyat itukah hingga mampu menghancurkan tiang dan atap halte juga meretakkan lantai dan trotoar?”, tanyaku dalam hati. Iya, bahkan tetembokan dekat halte yang biasanya terpasang sample batu keramik oleh toko itu juga terlihat semrawut. “Mungkin kecelakaan terjadi antara mobil sedan yang sudah merengkuk itu dengan mobil lain yang berukuran besar, sehingga mampu meluluhkan halte, menumbangkan satu tiang listrik, meretakkan lantai dan trotoar juga mengobrak-abrik tatanan keramik di tembok”, selidikku lebih detail.

Ahh...entahlah...yang jelas pemandangan itu cukup mengerikan. Tapi anehnya, aku dan temen serumah yang lokasinya sangat dekat dengan halte itu tak mendengar keramaian apapun sejak semalam. Padahal salah satu diantara kami biasanya pasti ada yang masih melek sampe tengah malam. Dan entah kapan peristiwa itu terjadi. Yang jelas aku hanya berdo’a agar senantiasa diberikan keselamatan oleh Yang Maha Kuasa dan diberi perlindungan oleh-Nya dari segala mara bahaya.

Pemandangan pagi ini cukup mengerikan. Bus dengan nomer identitas ‘80 coret’ telah terlihat dari kejauhan. Kami segera berlari menghampirinya. Namun sayang, ternyata bus sudah berisi sesak dan tak ada ruang lagi yang mengijinkan kami naik. Waktu terus berjalan. Jika menunggu bus yang langsung jurusan kuliyah kawatir akan lama dan bisa-bisa terlambat. Maka kami mencari jalur alternatif dengan rute oper dua kali untuk bisa sampai ke kuliyah. Akhirnya kami naik sebuah angkot lalu pindah bus dan sampailah di kampus pukul 08.40 WK. Ahh..masih ada waktu istirahat dan muraja’ah sekitar 50 menit sebelum masuk ruangan ujian. Lumayaaan!

Bismillah...dengan mengambil tempat duduk tepat di depan pengawas aku kerjakan soal bahasa inggrisku semampunya. 1 jam kemudian lembar jawaban aku kumpulkan seraya mengucap alhamdulillah, tawakkaltu alallah...!!

Baca Selanjutnya...!...

keep blogging...! hehehe

hai temen-temen semua..
pa kabar?
kangen nih, lama tak berkunjung dan mampir-mampir..!

waah..kayae aku gak tahan nih kalo lama-lama gak nge-blog. yah walaupun harus persiapan ujian, namun sesekali tentu juga butuh refresing dan rehat. sersan men..! Santai tapi tetep serius...! weks...
coz masa-masa ujian gini justru banyak ide yang bermunculan dan ngantri untuk dituangkan. yah setidaknya sebagai sambilan ketika sedang rehat selepas belajar memeras otak.

So...i think i'll be onlen teyus aja deh...hehe:)
sapa tau kan aku bisa dapat ilmu baru lewat nge-blog, and bisa tetep keeping silaturrahmi alias blog walking gitcu..!
ya dah deh...enywei aku akan tetep OL aje walaupun masa ujian.
yang jelas daku memang harus tetep ngatur jadwal ciih..
pokoknya keep give me supports dech..keep..keep..and keep...
and always wish me luck okey..!
makacih...

Baca Selanjutnya...!...

i'll Be Offline .... Mo belajar dulu Pren...!!

Tuesday, December 05, 2006


Baca Selanjutnya...!...

Tentang Rembulan

Wednesday, November 22, 2006

Menyapa Sang Dewi Malam

Hai...
apa kabar Rembulan?
Sudah sampai dimanakah perjalananmu?
Sudah setinggi apakah wujudmu?
Apakah haikal bundarmu telah sempurna?
Ataukah semburat sinarmu telah menampakkan kedewasaan?
Telah lama aku tidak memperhatikanmu
Oleh setumpuk kesibukan dun’yawiku
Oleh singkatnya waktu yang menghimpitku.
Namun bukan perjalananmu itu yang membuat waktuku terasa singkat,
Bukan pula karena tugas muliamu yang merubah terang menjadi remang
Itu semua adalah kelalaianku atas nasihatmu
Atas peringatanmu
Bahwa engkau akan selalu muncul, pergi dan muncul lagi
Itu pertanda hari kian menepi
Dan waktu selalu berjalan, tanpa berhenti.
-
Karenamu telah setia menemani sunyi
Yang selalu ada sepanjang hari
Dan aku kini melihatmu tenar dibincangkan manusia
Bahwa cahyamu bukan milikmu
Itu adalah pinjaman dan pantulan sinar keagungan, Matahari.
Bahwa perjalananmu adalah pelajaran dan peringatan
Mulai dari tiadamu, hingga adamu, dan kembali ke tiadamu lagi
Nampaknya manusia juga sepertimu
Walaupun putaran perjalanannya hanya sekali
Sementara perjalananmu adalah setiap hari
Dan Maha Besar Penciptamu
Yang telah menjadikan satu putaran perjalananmu
Sebagai pelajaran putaran perjalanan hidup manusia yang hanya sekali saja!
Gerbang-tiga, 20 Nov 2006

Baca Selanjutnya...!...

Akibat TIDUR Di Dekat Peralatan Elektronik, SIMON Menderita Leukimia!

Wednesday, November 08, 2006

Denise dan Ray Studholme kehilangan Simon setelah pindah rumah

Rumah yang kita tinggali memang memberikan perlindungan dan kenyamanan. Akan tetapi, rumah bisa juga berpotensi menjadi sumber gangguan bagi kesehatan kita. Bahkan kalau gangguan itu berlangsung lama, bisa mengancam kesehatan kita.

Gangguan terhadap rumah di antaranya datang dari dua macam sumber polusi.
Pertama, polusi yang dikeluarkan unsur-unsur kimia dari bahan bangunan rumah. Misalnya bahan pembasmi serangga, cat, bahan-bahan finishing yang berasal dari bahan-bahan kimia anorganik. Polusi tidak hanya berlangsung pada saat pengecatan, tetapi juga sepanjang keberadaan rumah kita. Bahan-bahan seperti plywood, pipa-pipa PVC, permadani dengan bahan sintetis, juga berpotensi "memancarkan polusi kimia

Kedua, polusi yang datang dari unsur-unsur elektromagnetik yang dikeluarkan perlengkapan listrik dan elektronik yang kita pergunakan. Mulai dari yang kecil hingga yang besar seperti hair dryer, microwave oven, pencukur rambut elektronis, alat penyedot debu, bor listrik, alarm, hingga saluran listrik tegangan tinggi dan menara antena transmisi televisi.

Tak banyak yang menyadari, peralatan elektronik yang ada dalam lingkungannya sehari-hari itu mengeluarkan gelombang elektromagnetik. Orang biasanya baru menyadari, saat muncul serangan kanker, leukimia, atau bayi lahir dalam kondisi cacat.

Paparan gelombang elektromagnetik yang berlangsung terus-menerus, memang dapat mempengaruhi sistem sel tubuh sehingga terjadi pertumbuhan sel yang menyimpang.

Pengalaman mengenaskan berkaitan radiasi elektromagnetik menimpa keluarga asal Inggris Denise dan Ray Studholme yang kehilangan anak laki-lakinya setelah pindah rumah.

Keduanya yakin, Simon meninggal akibat tidur terlalu dekat dengan peralatan elektronik.

Alkisah, Januari 1989, Ray dan Denise pindah ke bungalow impian mereka di Little Lever, Bolton, Inggris.

Kurang dari empat tahun kemudian, anak laki-laki mereka yang berusia 13 tahun meninggal setelah berjuang cukup lama melawan penyakit leukimia yang dideritanya.

Ayahnya, Ray, berceritera hanya dalam waktu enam bulan setelah pindah, Simon mengeluh sakit kepala dan pusing-pusing.

"Dia bilang rasanya seperti ada orang yang memukuli kepalanya kuat-kuat."

November 1990, Simon didiganosa menderita leukimia, dan diwajibakn menjalani terapi kemoterapi.

Ini seperti hukuman mati bagi anak seusianya --apalagi tingkat kematian akibat penyakit ini diantara anak-anak yang lebih tua usianya sangat tinggi.

Beberapa bulan kemudian, kondisinya terlihat membaik, ia bahkan kembali bersekolah seperti biasa.

Sayangnya, Mei 1992, Simon jatuh sakit lagi.

"Sejak itu, hidupnya seperti di neraka. Dia mengalami penderitaan dan kesakitan teramat sangat. Kami melihat dan merasakan dia sekarat di depan kami," kata Ray. Ia ingat pernah mengatakan tinggal di dekat pemancar listrik dan ada sejumlah tiang listrik di sekitar tempat tinggalnya-- tetapi dokter mengabaikan informasi tersebut dan menyarankan Ray tetap konsentrasi pada kesembuhan anaknya.

Simon, akhirnya meninggal 19 September 1992. Keluarga Studholme pun mulai bertanya-tanya apakah gelombang elektromagnetik yang menjadi sumber gangguan kesehatan anak laki-lakinya selama ini?

Mereka kemudian mengadakan uji coba, terutama di sekitar tempat tidur Simon. Hasilnya sungguh mengejutkan, ditemukan medan elektromagnetik begitu tinggi di sana --bukan dari peralatan listrik di luar rumah --tetapi justru dari alarm anti maling dan meteran lsitrik yang berada di samping tempat tidur Simon.

"Sampai hari ini, saya dan istri saya yakin, gelombang elektromagnetik itulah yang menyebabkan Simon menderita leukimia."

Karenanya, mereka berusaha memperingatkan keluarga lainnya agar berhati-hati meletakkan peralatan listrik di sekitar tempat tidur anak-anak mereka.

Bulan Maret 2004 lalu, keluarga Studholmes mencoba menggugat perusahaan penyelia yang memasang peralatan listrik di rumahnya ke pengadilan, namun mereka diberitahu kasus itu akan gagal.

Saat ini, yang bisa dilakukan Denise dan Ray hanyalah melakukan tindakan pencegahan.

Mereka membuang alarm anti maling dari rumah mereka, dan tak seorangpun anak-anak yang lain boleh tidur di kamar tidur Simon.

Setiap malam, Ray juga memastikan keluarganya selalu mematikan sebagian besar peralatan listrik di rumah mereka.

"Kami berusaha melakukan apapun yang bisa kami lakukan. Kalau ada yang bisa kami lakukan untuk mengembalikan Simon kepada kami, saya akan melakukannya," kata Ray.

"Tetapi itu tidak mungkin..," lanjutnya sedih. (zrp/BBC)

Baca Selanjutnya...!...

Tadabbur Rindu [1]

Wednesday, October 25, 2006

Lebaran ke-2 di Negeri Senja

Sudah dua kali aku melewatkan Ramadhan di negeri ini. Sebuah negeri yang kata orang menyimpan sejuta sejarah dan peradaban. Negeri yang dahulu hingga sekarang terkenal sebagai lumbung ilmu pengetahuan islam. Adalah Mesir, negeri yang dikenal sebagai bumi para nabi. Maka tak ayal lagi jika pesona Ramadhannya begitu membahana dan penuh dengan nuansa ibadah dan ta’abbudiyah.

Lantunan ayat suci al-Qur’an terdengar dimana-mana. Di rumah-rumah, di kantor-kantor, Madrasah-madrasah, Universitas & Perguruan Tinggi, di bus, di halte & terminal, apalagi dimasjid-masjid. Setiap manusia seakan berlomba-lomba untuk mencapai sesuatu yang besar di bulan ini. Sesuatu yang mungkin akan sulit dicapai pada bulan-bulan selainnya. Pasalnya mereka telah tahu, bahwa Allah memang benar-benar membukakan pintu rahmat dan maghfirahnya di bulan ini, seakan pahala telah di obral untuk hamba yang taqwa. Terlebih lagi al-Qur’an, ia diturun pertama kali juga pada bulan ini, yang keberadaannya adalah sebagai kitab pedoman hidup dunia-akhirat, maka nuansa saling berlomba dalam beribadah dan kebaikan sungguh sangat kentara. Yang tak kalah hebatnya bahwa di antara bilangan hari Ramadhan juga terdapat satu hari bernama Lailatul Qadar, dan nampaknya hal ini pulalah yang juga menambah semangat mereka untuk berpuasa, tarawih, witir, tadarrus, dan i’tikaf demi mendapatkan malam seribu bulan tersebut.

Warna-warni lampu dan lampion juga turut menemani, menghiasi dan memperindah suasana Ramadhan di negeri ini. Ma’idaturrahman [hidangan buka bersama] juga banyak digelar di masjid-masjid oleh para dermawan dan muhsinin Mesir. Memang tak tanggung-tanggung dalam mereka menginfaqkan sebagian hartanya, dan caranya juga berbeda-beda. Ada yang lewat badan/instansi struktural, ada juga yang disumbangkan ke masjid-masjid, anak yatim dan ada juga yang diberikan kepada para Mahasiswa asing atau wafidin. Semoga amal kebaikan mereka senantiasa mendapatkan Ridha dari-Nya.

Nuansa Ramadhan di negeri ini memang betul-betul beda dengan negeriku di sebrang sana. Begitu juga suasana Iedul Fitrinya. Jika yang lebih ramai di indonesia adalah pada waktu Iedul Fitri, maka di Mesir justru kesan ramai ada pada hari-hari Ramadhannya. Idul Fitri di sini memberikan kesan sepi dan biasa-biasa saja. Tidak ada budaya halal bi halal dan saling silaturrahmi antar tetangga (sebatas pengetahuanku) seperti halnya di Indonesia yang bisa dipastikan lalu lintas akan tersulap menjadi sangat padat pada hari-hari menjelang Lebaran. Arus mudik tahun demi tahun tidak pernah berkurang bahkan selalu bertambah, semakin padat, semakin macet. Berbagai cara mereka tempuh untuk dapat melewatkan lebaran bersama keluarga dan sanak saudara mereka di kampung halaman tercinta. Begitulah hiruk-pikuk suasana menjelang lebaran di negeri tercinta, Indonesia.

Sudah dua tahun aku melewatkan Ramadhan di negeri senja. Sudah dua kali aku menjalani Idul Fitri tanpa keluarga. Sepi, sepi dah sendiri aku benci [begitulah kata cinta]. Aku kesepian dalam keramaian. Aku rindu membuat petasan seperti halnya dulu aku sering menyiapkannya sendiri bersama adikku ketika menjelang lebaran. Aku juga rindu makan lontong dan ketupat buatan ibu yang khusus disiapkan untuk hidangan lebaran. Tapi tak apalah, namanya juga perjuangan. Toh keberadaanku yang jauh dari mereka semua yang aku cinta juga karena belajar. Dan itu semua pasti ada berkah dan hikmahnya.

Lebaran setahun lalu ibuku menelponku, menangis, pasti setiap kali ibu menelponku pasti menangis. Yah dan aku pun maklum, karena bagaimanapun hati dan karakter seorang ibu memang terdesain untuk pralambang kelembutan dan kasih sayang, terlebih lagi kepada anak-anaknya. Maka tangisan dan tetesan air mata itu adalah hal yang wajar dan bisa sebagai do’a.

Tahun ini ibuku kembali menelponku. Tapi kelihatannya beliau sudah lebih tabah dari sebelumnya. Kali ini beliau sudah tidak menangis lagi, walaupun masih terdengar suara agak parau dari bibirnya ketika berkata; “nak, zakat fitrahmu sudah aku tunaikan di rumah, jadi kalau kamu tidak zakat di sana juga tidak apa-apa”. Habis itu gantian adikku yang bicara. Dia sedikit bercerita tentang kegiatan Camping Dakwah Ramadhannya yang baru saja dilaksanakan pada bulan Ramadhan tahun ini. Lebaran tahun ini bagiku cukup beda dengan tahun sebelumnya. Lebih mengharukan, lebih memprihatinkan.

Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar, walillah al-hamd...
Malam lebaran tahun ini aku mengikuti acara takbiran bareng bersama temen-temen di KSW [Kelompok Study Walisongo], kekeluargaan mahasiswa Jateng di Mesir. Aku cukup bisa terhibur dengan melantunkan kalimat-kalimat takbir bersama teman-teman. Setidaknya adanya teman di sini sebagai pengganti keluarga yang jauh di tanah air. Walaupun hanya sedikit yang hadir, namun acaranya cukup meriah dengan diiringi nada-nada ngawur hasil bebunyian alat rebana. Cukup ramai, cukup membuat suasana lebih hidup. Ya, jika biasanya di kampungku kami menabuh bedug untuk mengiringi takbir, maka di sini cukup dengan cucunya bedug, alias ketipung sederhana dan rebana yang sama-sama terbuat dari kilit binatang.

Lebaran kedua di negeri senja aku lalui dengan sepi dalam keramaian. Bukan suasana sekitar yang sepi. Teman banyak, apalagi mahasiswa indonesia di Mesir ini jumlahnya sudah ribuan. Namun hatiku yang merasa kesepian. Ahh,...untungnya itu sudah aku biasakan. Di sini aku memang ibarat yatim. Tak ada orang tua yang akan merawatku, membimbingku, mengingatkanku, dan sesekali memarahiku jika aku tersalah. Maka aku memang harus jadi diri sendiri, belajar mandiri dan mawas diri. Toh selamanya aku juga tidak akan hidup selalu berdampingan dengan orang tua. Dan untungnya di sini banyak teman yang bisa diajak saling berbagi dan saling membantu.

Kesepianku kali ini tidak begitu menyakitkan. Bahkan mungkin ini lebih baik, karena aku memang sedang membutuhkan sepi. Toh perihnya sebuah kesepian dan kesendirian itu bukan pada saat kita sedang sedih, namun justru ketika kita sedang bahagia dan senang namun tidak ada teman dan keluarga yang bisa kita ajak untuk tertawa. Dan keadaanku saat ini adalah yang mendukung aku untuk bisa berteman dengan kesendirian, kesepian.

Tapi rindu tetap rindu. Datangnya tidak bisa kita tebak dan tidak bisa kita tolak. Maka kali ini aku tetap menyimpan segudang rindu. Rindu yang kian hari semakin subur. Aku tidak menyiramnya juga tidak membakarnya. Namun justru rindu itu yang membuat aku tetap bertahan dan hidup. Aku jadikan lumbung rindu itu sebagai semangat. Rindu untuk bisa kembali ke kampung halaman, rindu pada keluarga besarku, rindu pada teman-teman kecilku, dan juga rindu pada kekasihku. Semuanya itu adalah semangatku untuk bekal perjalanan ke masa depan.
-------------
>Dear ibu dan bapakku, juga kedua adikku, Burhan Yusuf Habibi dan M. Rasyid Ridlo, semoga kalian semua sehat selalu, panjang umur, dan mendapat rizqi yang banyak dan berkah untuk bekal ibadah kepada Allah SWT.
>Dear kedua nenekku yang hingga sekarang masih diberikan sisa nafas untuk dapat selalu mendo’akan cucu-cucunya agar berhasil dalam setiap langkahnya.
>Bagi kedua kakekku yang sudah kembali ke rahmatullah, semoga arwah kelian diterima di sisi-Nya dan diberikan tempat yang mulya. Semoga amal ibadah mbah Masduq dan mbah Rasyid senantiasa mendapat ridha dan pahala dari-Nya.
>Dear seluruh keluarga besar Bani Dzurriyati di Rembang-Semarang-Cirebon dan sekitarnya yang selalu memberikan support spirituilnya.
>Dear seluruh guru yang selama ini pernah mengajarkan aku setiap ilmunya dengan penuh keikhlasan.
>Dear Teman-temanku semua dimanapun berada, khususnya teman-teman sepermainanku; dek Ipul, mbak Ida, Fatimah, mbak Ela, Kak Thoifur, Yazid, Asrofi, Ais, Said, Kak Zakin dll yang tidak bisa tersebutkan satu per satu.
>Dear Kekasihku di kotanya yang selama ini juga tak pernah lelah memberikan supportnya demi keberhasilanku sekaligus tempat berbagi senang maupun susah. Semoga kasih dan cinta-Nya senantiasa melindungi setiap langkahmu.
>Dan Special buat seluruh temen di negeri kinanah ini untuk setiap kebersamaan yang telah terjalin bagaikan satu keluarga. Semoga ikatan persahabatan kita bisa langgeng sampai akhir dunia.
>Dear seluruh temen Cyber yang mau bersilaturrahmi untuk saling berbagi pengalaman dan ilmunya.

[bagi setiap nama yang tercantum di atas, walaupun aku yakin tidak semua kalian bisa baca pesan singkat ini, namun aku yakin ikatan hati dan perasaan kita yang telah terjalin akan bisa menghantarkan ketulusan ke tempatnya. Selamat ber-Hari Raya Idul Fitri, Minal Aidin wal Faizin, Mohon maaf Lahir dan Bathin, kullu Aam wa antum thoyyibin, taqabbalallahu minna wa minkum Taqabbal ya Karim]

Baca Selanjutnya...!...
Sunday, October 22, 2006

Met Lebaran untuk semua teman dimanapun berada...!!!


karena manusia tertakdir untuk tidak panjang usia
sementara lupa adalah sifat yang melekat sejak ia ada
maka tak ayal jika tersalah dan khilaf sering menimpanya.
dan apabila berkata harus menunggu peristiwa
jika seandainya meminta maaf telah diatur waktunya
maka tiada hari yang lebih tepat untuk melakukannya selain hari ini,
hari dimana manusia yang beriman diizinkan untuk kembali menjalani ke-fithrahan-nya
dengan mengakui segala dosa kepada Tuhan Yang Maha Esa
juga meminta maaf kepada sesama, sebagai implementasi penunaian hak adami
saling menerima dan saling memberi
saling memaafkan atas segala kesalahan.

Ja'alanallahu wa iyyakum minal aidin wal faizin,
Taqabbalallahu minna wa minkum
kullu Aam wa antum bi khoir

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITHRI 1427 H
SEMOGA AMAL IBADAH KITA SELAMA BULAN SUCI RAMADHAN DITERIMA OLEH ALLAW SWT, DAN SEMOGA KITA MASIH DIBERIKAN SISA NAFAS UNTUK DAPAT MENJUMPAINYA TAHUN DEPAN DENGAN TUBUH YANG SEMAKIN SEHAT, JIWA YANG LEBIH BERSAHAJA, DAN HATI YANG BERTAMBAH TAQWA. AMIIN.





Baca Selanjutnya...!...
Friday, October 13, 2006

Catatan romadlon II
Sepuluh hari dalam dimensi maghfiroh-Mu

Masya Allah, ya ‘Aziz ya Ghoffar ...
Maha Pengampun Allah yang telah menjadikan Romadlon pada tengahnya sebagai detik-detik penghapusan untuk setiap dosa, besar maupun kecil, semuanya akan dihapuskan-Nya bagi para ‘abd-Nya yang tidak pernah bosan, tak pernah malas, tak pernah sombong dan dengan sepenuh hati menyadari segala salah dan dosa pada tiap sujudnya, di hadapan-Nya, di depan pintu-pintu-Nya.
Sesungguhnya tiada sekutu apapun bagi-Nya yang mampu menandingi sifat pema’af-Nya, hingga dalam furshoh tengah Romadlon ini Dia tidak tanggung-tanggung menumpahkan seluruh ma’af-Nya, menghapuskan setiap dosa ‘ibad al-muthi’in-Nya, hingga bersih seperti halnya ketika mereka baru lahir ke alam fana yang penuh dengan hal-hal sementara.

Astaghfirullahal ‘adhim ...
Astaghfirullahal ‘adhim ...
Astaghfirullahal ‘adhim ...

Dengan tak pernah jemu, hati ini mengucap ma’af dan memohon ampun di hadapan-Mu ya Robb...!
Dan selama sepuluh hari kemaren kami sebagai hamba dho’if menyadari sepenuh hati akan diri, jiwa yang masih setengah hati, yang belum bisa total dalam mengabdi. Dan terkadang pula kami lalai, abai terhadap setiap gejala alam tanda peringatan dan teguran-Mu, kami masih terbuai dalam kekosongan, kelinglungan, hingga kami terlempar dari ruang dzikir akan ayat-ayat-Mu yang sebenarnya dengan itu kami justru bisa tenang dan damai. Keluar dari kebingungan yang menjerumuskan. Adakah Engkau masih mengakui kami sebagai abdi-Mu, Yang akan senantiasa engkau tunjuki jalan yang lurus nan terang?

Tapi, sebagai abdi kamipun tahu bagaimana sifat Rajanya, Engkaulah Raja diatas para raja, Yang Maha segala-galanya. Engkau Maha Tahu segala apa yang ada, di langit maupun bumi. Bahkan Engkaupun tahu setiap getaran hati, niat baiknya maupun yang buruk. Dan hanya Engkau pulalah yang tahu kadar taubat setiap manusia, sekaligus Engkau sebagai hakimnya, diterima atau tidak.

Maka untuk itu Gusti,...
Kami kembalikan semua urusan hanya kepada-Mu ke mahkamah-Mu
Yang pasti kami akan selalu memohon kepada-Mu, agar Engkau bersedia menerima amal ibadah kami, sholat kami, puasa kami, tarawih kami, witir kami, tilawah kami, zakat kami, do’a kami, dan taubat kami, sehingga kami benar-benar telah melewati dimensi rahmat dan maghfiroh-Mu yang telah lalu dengan tanpa ke-sia-siaan dan penyesalan.
Astaghfirullahal ‘adhim innallaha ghofuururrohim...!

Pada level selanjutnya, kami pun akan memasuki hari-hari penyelamatan-Mu dari api neraka, pada sepuluh/sembilan hari yang terakhir. Dan dengan tak pernah bosan kami meminta taufiq dan hidayah-Mu, karena hanya dengan itulah kami bisa jalan, menapaki setiap liku kehidupan, di bawah sinaran cahaya terang-Mu, hingga kami tidak salah arah, dan tetap dalam lingkaran kebenaran.

Nastaghfirullahal ‘adhim wahdina shirothokal mustaqim ...
Tuhan… jauhkanlah kami dari jilatan api neraka yang membakar,
Selamatkanlah kami dari Jahannam yang menghancurkan.
Dan hitunglah kami dari golongan yang akan masuk sorga-Mu lewat pintu Royyan…

Baca Selanjutnya...!...

Kita Simak Sekilas Info dulu yuuk...!!!

Prince Harry and William are uncircumcised
=>Pangeran Harry dan William tidak di khitan/sunat

Queen Elisabeth I was good friends with William Shakespeare
=>Ratu Elizabeth satu berteman baik dg William shakespeare

Elvis Presley failed his music class in school
=>Elvis Presley gagal dalam pelajaran music di sekolah

Michael Jackson is black
=>Michael jacjson berkulit hitam

A blind Chamelon still changes colour to match ist environment
=>Bunglon yg buta masih bisa merubah warnanya sesuai lingkungan

A camel's back bone is just as stight as a horse's
=>Tulang belakang onta adalah lurus, selurus tulang belakang kuda

A male chimpanzee is five times hornier than the average human
=>Simpanse jantan 5 kali nafsu sex-nya dibanding rata2 manusia

A rat can last longer without water than acamel
=>Tikus sawah dapat bertahan tampa air lebih lama dari pada onta

An octopus will eat its own arms if it gets raelly hungry
=>Saat cumi2 lapar berat, dia akan memakan kakinya sendiri

Baca Selanjutnya...!...

Puasa Kaum Muslimin Salah di Sebelas Negara
Mas’ud shobari**)

Sekurang-kurangnya terdapat sebelas negara arab yang memulai puasa mereka pada hari sabtu. Mereka beranggapan bahwa hari sabtu tersebut hari pertama berpuasa, akan tetapi di sana ada pendapat ilmiah yang menetapkan bahwa melihat hilal pada malam hari sabtu adalah suatu yang mustahil. Maka, adapun permulaan ramadhan adalah hari ahad atu senin. Dan hal ini menimbulakan pertanyaan tentang posisi jutaan umat islam yang memulai puasanya pada hari sabtu. Dan apa yang menjadi pendapat mereka itu bukanlah hilal Ramadan.

Adapun hukum syariat dalam hal ini adalah, bahwa, bagi setiap orang agar berpuasa dengan apa yang ditetapkan oleh mereka bahwa hal tersebut benar. Walaupun mereka berpuasa 31 hari karena hari pertama mereka puasa salah, maka hal itu sebenarnya tidak apa-apa, dan diangkatlah kesulitan dari seseorang yang telah melakukan ijtihad dari umat.

Sedangkan dalil bahwa seseorang berpuasa bersama orang yang benar ru’yahnya. Tidak ada persoalan apapun terhadap mereka sebab kesalahan mereka sendiri, dan adapun yang benar menurut nabi, bahwasaanya beliau telah bersabda, “puasa adalah pada hari dimana kalian berpuasa, dan berbuka (hari raya) adalah pada hari dimana kalian berhari raya, dan korkorban adalah pada hari dimana kalain berkorban.

Maka dengan itulah syaikh Yusuf Qardhawi berfatwa tentang “ Sahnya puasa orang yang salah dalam menentukan awal Ramadhan dan berpuasa satu hari pada bulan Sya’ban, lalu beliau berkata, bahwa kesalahan seperti ini adalah dimaafkan. Maka apabila seorang saksi mata salah dalam persaksiannya bahwa ia telah melihat hilal pada bulan Ramadhan atupun Syawal, dan itu menyebabkan orang-orang berpuasa satu hari terkhir pada bulan Sya’ban dan berbuka satu hari terakhir bulan Ramadan, maka sesungguhnya Allah SWT. sangatlah mudah untuk mengampuni mereka atas kesalahannya”, dan Allah telah mengajarkan kepada mereka untuk berdoa, (…”ya Tuhan kami, janganlah engkau hukum kami jika kami lupa atau tersalah,…” Q.S al-Baqarah: 286,). Bahkan jika seandainya mereka salah dalam melihat hilal DzUl Hijjah, hingga mereka wuquf di Arafah pada hari kedelapan atau kesembilan, dalam kenyataan dan dalam perkara yang sama, maka haji mereka tetap sah dan diterima, seperti halnya yang pernah ditetapkan oleh Syaikhul Islam, Ibn Taimiyah dan beberapa ulama lainnya.

Imam Ibn Qayyim (rohimahullah) pernah menukil dari salah seorang Imam Hadist, Imam al-Khitabi telah berkata, “bahwa kesalahan telah diangkat atau dihapus dari manusia dari sesuatu yang bersumber dari ijtihad. Maka seandainya ada suatu kaum yang berijtihad, dan mereka belum melihat hilal kecuali setelah tanggal tiga puluh Ramadhan, dan mereka belum berhari raya sehingga mereka menyempurnakan hitungan, kemudian setelah itu mereka menetapkan bulan tersebut dua puluh sembilan hari, sedangkan sebenarnya puasa dan buka mereka adalah pada hari kemarin yang sudah berlalu, maka tidak ada dosa dan kesusahan bagi mereka.

Penafsiran ilmiah terhadap hilal di hari sabtu

Nah, selanjutkan bagaimanakah kita membuktikan letak kesalahan dari ru’yah hilal Ramadhan hari jumat?

Ir. M. Syaukat ‘Audah kepala proyek Islam bidang meteorologi menjelaskan secara ilmiah tentang munculnya hilal Ramadhan hari sabtu. Beliau menilai bahwa ru’yah hilal pada hari jumat adalah mustahil bagi seluruh negara islam, hal itu dikarenakan terbenamnya Rembulan sebelum matahari tenggelam pada hari itu. Rembulan tersembunyi di kota Makkah al-Mukarramah pada hari jumat satu menit sebelum terbenamnya matahari, di Abu Dhabi sebelum dua menit, dan di Kairo sebelum satu menit.

Beliau menambahkan bahwa tidak ada satu negarapun yang mengumumkan ru’yah hilal hari Jum’at kecuali Saudi Arabia. Dan berkaca pada letak bulan hari Jum’at di Saudi, seperti yang dikatakan Ir. Syaukat, “kita mendapati bahwa Rembulan telah tenggelam di seluruh wilayah Saudi. Dan hal inilah yang ditetapkan seluruh pakar ilmu falaq di seluruh penjuru dunia bahkan sebagian orang Saudi ada yang menetapkan atau menyatakan bahwa permulaan bulan Ramadhan adalah pada hari ahad berdasarkan ru’yah hilal.

Beliau menafsirkan bahwa apa yang telah dilihat oleh sebagian orang Saudi dari ru’yah hilal yag mereka laksanakan adalah benda angkasa dan bukanlah hilal/bulan sabit. Karena, setelah terbenamnya matahari pada hari jum’at, di langit terlihat ada tiga benda angkasa, yakni, Mars, Merkurius, dan Jupiter, sedangkan satu dari ketiga bintang ini tidak menyerupai Rembulan dan Bintang, dan planet paling dekat yang mungkin terlihat adalah Merkurius karena letaknya yang berdekatan dengan ufuk (kaki langit, horison, dan cakrawala) setelah terbenamnya matahari.

Dr. Syaukat menunjukkan bahwa kejadian seperti ini bukanlah pertama kalinya yang terdapat kesalahan di dalamnya dikarenakan penglihatan mata telanjang kita. Dan Saudi pernah berpuasa di bulan Ramadhan pada tahun 1984 hanya selama 28 hari karena salah satu saksi mata meyakini terdapat dua planet yang muncul bersamaan dengan hilal, yakni, Merkurius dan Venus.

Hamzah Qablan al-Mazini, salah seorang penulis Saudi menyampaikan bahwa lembaga-lembaga ilmiah telah menetapkan ketidakmungkinan untuk melakukan ru’yah pada hari Jum’at, hal ini seperti apa yang telah beliau tulis pada sebuah koran nasional seraya menyatakan bahwa, sejumlah ahli spesialis bidang ilmu falaq dan lainnya berpendapat bahwa hilal akan terbenam (hilang) di kawasan negara islam dan arab beberapa menit sebelum terbenamnya matahari pada tanggal 29 Sya’ban pada tahun ini, dan inilah yang ia maksud dengan kemustahilan seseorang untuk melihatnya.

Dan dari beberapa orang yang menyampaikan hakikat perhitungan ini -yang dalam ungkapannya menyatakan kebenarannya- adalah Syaikh Abdullah bin Muni’, anggota lembaga tinggi ‘ulama, dalam pernyataannya yang disiarkan oleh majalah Saudi, 9 Ramadhan 1427 Hijriah. Dan sebagaimana apa yang disampaikan oleh sejumlah spesialis dan ahli dari Saudi Arabia dan para muslimin dan sejumlah besar badan astronomi dan meteorologi juga beberapa lembaga ilmiah di seluruh penjuru dunia. Diantaranya adalah lembaga negara bidang observasi astronomi dan geografi mesir yang menguatkan bahwa sebagian besar ibu kota-ibu kota negara islam dan arab tidak dimungkinkan untuk melihat hilal Ramadhan pada sore hari ke-29 Sya’ban. Dan lembaga tersebut menerangkan dengan jelas bahwa hilal bulan Ramadhan al-Mubarak akan lahir dan muncul sebelum terbenamnya matahari di sebagian besar negara dengan periode waktu sebentar dan akan hilang beberapa menit sebelum tenggelamnya matahari yang tidak mungkin untuk melihatnya. Hal ini menunjukkan bahwa ia akan hilang sekitar dua menit sebelum tenggelamnya matahari di Madinah al-Munawarah, Portsaid, Tunis, Damaskus, Palestina, Riyadh, Kuwait, dan tiga menit sebelum tenggelam di Ankara dan empat menit di Teheran.

Sedangkan, yang mengherankan dalam hal ini, bahwa tiga orang yang mengaku bahwa mereka telah melihat hilal berkata telah melihat hilal setengah menit setelah terbenamnya matahari di Hauthoh Budair, kawasan Riyadh Saudi Arabia, padahal enam dewan ilmiah Saudi yang terdiri dari Hakim, para ulama falaq dan yang lainnya tidak bisa melihat hilal , tidak dengan mata telanjang, dan juga tidak dengan teleskop. Sementara kerajaan justru mengumumkan melihat hilal yang berdasar pada ru’yah beberapa orang yang salah dalam ru’yahnya.

Penulis mengutip, bahwa Syaikh Ibn Ustaimin Rahimahullah telah menolak untuk berpegang atau berdasar pada pernyataan saksi mata yang mengaku telah melihat hilal pada waktu yang tidak pernah diperkirakan atau diprediksikan kemunculannya diatas horison.

Dan jawaban beliau terhadap direktur badan meteorologi dan geofisika, “apabila matahari gerhana setelah terbenam dan seorang telah menduga melihat hilal di suatu negara yang telah hilang mataharinya sebelum ia gerhana, maka sesungguhnya pengakuannya ini tidak bisa diterima secara pasti, karena hilal tidak dapat dilihat dalam keadaan seperti ini. Maka orang yang menduga itu ragu apabila ia benar-benar orang yang tsiqah, dan pendusta jika ia bukan orang yang tsiqah. Dan para ulama’ telah menyebutkan sebuah kaidah yang bermanfaat dalam hal ini, bahwa “seorang yang telah mendakwa apa yang mendustakan hal-hal kasat mata, maka tidak didengar pernyataannya”, [dinukil dari Ustadz Khalid Az-za’aq, majalah al-Jazirah, 27 Sya’ban 1427].

Penyanggahan dan Ijtihad

Sedangkan Dr. Nasr Farid Washil (Mufti mesir dahulu yang juga anggota Majma’ Buhus al-Islamiyah) melihat bahwa Saudi Arabia telah menyeleweng atau mengingkari apa yang telah disepakati dari keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dalam seminar Kalender Hijriyah di Jeddah 1997. Dan benarlah apa yang telah diambil oleh Daaral Ifta’ dan beliau berkata, “bahwa apa yang telah lengkap dalam pemberitaan ru’yah hilal bulan Ramadhan tahun ini di negeri Mesir termasuk Muttafaq alaih sesuai denga ru’yah ilmiah yang pasti dan beberapa aspek syariat, maka dari sini bahwa ijtihad sebagian orang terbukti salah.

Adapun Daaral Ifta’ Mesir juga telah melaksanakan ru’yah hilal Ramadhan setelah terbenamnya matahari pada Jumat 29 Sya’ban 1427 H. yang bertepatan dengan tanggal 22 September 2006 M. Dan telah terbukti oleh mereka bahwa hasil dari ru’yah syar’iyyah dan perhitungan-perhitungan ilmiah adalah tidak adanya ketetapan hilal bulan Ramadhan tahun 1427.

Kesalahan semacam ini menimbulkan problem seputar ru’yah hilal dengan mata telanjang. Dan keberadaan satu saksi saja -untuk dapat berpuasa dengan ru’yah tersebut berjuta-juta manusia-, maka di sana terdapat sebuah ijtihad dari Syaikh Muhsin al-Abikan, Penasehat Menteri Keadilan Saudi Arabia, beliau berpendapat, bahwa yang diambil adalah yang berdasar pada riset penelitian ilmiah dan meninggalkan ru’yah dengan mata telanjang, seperti apa yang beliau tulis dalam koran “Arab News” Saudi Arabia dan seperti apa yang telah beliau sampaikan di Televisi Saudi chanel 2.

Beliau melihat bahwa hadist-hadist yang ada tidak menggariskan kewajiban menggunakan metode ru’yah dengan mata telanjang. Dan menempuh ru’yah dengan mata telanjang terhitung sebagai suatu cara yang primitif pada masa perkembangan ilmu dan teknologi. Dan tidaklah diantara Islam dan ilmu terdapat pertentangan sebagaimana dalam agama Masihi yang terdapat kontradiksi antara keduanya pada masa-masa pertengahan.

Abikan berpendapat, menolak ru’yah dengan mata telanjang dengan berkata, ”tidak terhitung secara logika akan kesempurnaan penentuan permulaan bulan Ramadhan melalui bentuk taqlid yang bergerak dengan mengirimkan dua orang ke Sahara guna meneliti dan melihat hilal, sehingga berakibat bahwa puasa jutaan umat islam adalah mengikuti apa yang disampaikan oleh dua orang tadi, dan atas tanggung jawab individu mereka, pada suatu masa yang di dalamnya bisa kita temukan dengan mudah untuk melihat hilal melalui alat-alat teropong dan satelit-satelit buatan tanpa ada kesalahan sedikitpun”.

Di sela-sela munculnya pergesekan kekacauan antara ru’yah mata telanjang dan perhitungan astronomi, Ir. ‘Audah berpendapat –dalam makalahnya yang berjudul “Hilal Ramadhan Antara Hisab Falaki dan Ru’yah”- bahwasanya dalam hal ini harus ada sebuah pemahaman Hadits yang benar, dan supaya kita menentukan atau mendefinisikan apakah yang dimaksud dengan ru’yah yang terdapat dalam Hadits. Maka bagaimana mungkin kita terima pernyataan/kesaksian satu orang, sementara ilmu pasti menyatakan tidak adanya kemunculan hilal? Karena manusia mungkin saja telah melihat benda lain. Dan di dalam hal ini tidak ada perselisihan terhadap Hadits, sebagaimana pada saat yang sama tidak mungking diterima apa yang dituntutkan sebagian ahli falak tentang penyandaran permulaan bulan hanya dengan terjadinya konjungsi (semakin mengecilnya bulan atau munculnya hilal) sebelum terbenamnya matahari. Dan ini adalah penyelewengan yang jelas terhadap perintah Allah yang menghubungkan/mengaitkan waktu-waktu tertentu kaum muslimin dengan Hilal dan bukan dengan semakin mengecilnya bulan (konjungsi / pertalian atau lahirnya hilal).
Adapun sikap yang benar disini adalah menggabungkan atau mengelaborasikan antara ru’yah dengan mata telanjang dan penyandaran terhadap perhitungan-perhitungan ilmu falak.[Wallahu a’lam]

**) peneliti bidang Syari’at pada Fakultas Daar al-Ulum dan bidang keislaman di Islam-Online.
(Terjemah dan harmonisasi oleh, M. Luthfi al-Anshori)

Baca Selanjutnya...!...
Monday, October 09, 2006

Ilmu dan hati

Seperti yang telah kita ketahui bersama, bahwa adhesi adalah daya tarik antara dua benda yang berbeda jenis, contohnya adalah seperti kapur dan papan tulis. Karena adanya adhesi tadi maka kapur bisa kita gunakan untuk menulis pada papan tulis karena dia bisa melekat pada permukaannya. Dan hasilnya, itu tergantung pada yang memegang kapur tadi, apakah berupa gambar yang indah, berderet tulisan yang penuh makna, ato bahkan Cuma Cuma berbentuk coretan-coretan yang sunyi arti.

Jika papan tulis tersebut dalam keadaan bersih, maka kita akan mendapatkan kemudahan dalam menulis, kerena keduanya dalam keadaan bersih( yaitu antara kapur dan papan tulisnya bersih). Namun apabila papan tulis itu mulai berdebu dan kotor akibat hempasan angin yang membawa butiran-butiran molekul debu ato yang lainnya, dan ditambah lagi dengan keadaan kapur yang sudah tidak shohih lagi (bercampur kerikil misalnya), maka kita akan mendapatkan kesulitan dalam menulis. Dan yang dihasilkan justru bunyi yang menyayat hati ketika usaha penulisan itu dipaksakan...

Selanjutnya, apabila papan tulis tersebut semakin berdebu, hari demi hari selalu bertambah tebal permukaannya hingga mengeras dan membatu lagi, maka usaha penulisan akan kembali menjadi mudah. Tapi tentu saja hasilnya tidak bisa seperti pada keadaan pertama (ketika keduanya sama-sama dalam keadaan bersih).

Contoh lain dari Adhesi ani adalah ilmu dan hati. Seperti halnya kapur dan papan tulis, ilmu dan hati juga mempunya semacam daya tarik. Ilmu akan mudah digoreskan dalam hati apabila hati tersebut dalam keadaan bersih, salim, shohih. Namun sebaliknya, apabila hati tersebut dalam keadaan kotor akibat tertutup noktah-noktah buah dari kemaksiatan, maka rasanya ilmu itupun akan enggan melekat dalam hati.

Hal inilah yang senada juga kita temukan dalam syakwanya Imam Syafi’I kepada gurunya Syeh Waqi’ perihal susahnya dalam hal hafalan. Maka beliaupun memberikan isyarat bahwa penyebabnya adalah maksiat. Ilmu Allah itu adalah cahaya ato "Nur", yang mana cahaya tersebut tidak akan di sinarkan kepada para pendosa, cahaya tidak akan pernah bersatu dengan maksiat.

Dari jawaban Syeikh Waqi’ tersebut dapat kita simpulkan bahwa debu penghalang tadi adalah maksiat. Namun demikian, beberapa kalangan ada juga yang meragukannya. Pasalnya, jika kita menengok pada kenyataan bahwa, tidak sedikit orang yang mampu menghafal Al-Qur’an sementara ia sangat benci dan dendam kepadanya, suatu contoh yaitu Snouck Hurgronje dan beberapa orientalis barat yang lain. Mereka bukan hanya hafal Al-Qur’an, bahkan mereka telah mampu mendalami khazanah-khazanah ilmu keislaman yang lain. Dengan hujjah ini, kita pun terusik untuk menela’ah lebih jauh lagi, betulkah dosa mampu menjadi debu bagi hati? Hingga ilmu yang akan digoreskan kepadanya terhalang.

Untuk melacak akar masalah ini, marilah kita menilik sebuah hadist Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim mengenai hakikat dosa. Nabi SAW bersabda:"Dosa adalah apa-apa(suatu perbuatan) yang selalu menimbulkan keresahan dihati, yang menimbulkan perasaan tidak enak jika perbuatan itu dilihat orang".(HR.Muslim).

Intinya, dosa adalah perbuatan yang selalu menimbulkan keresahan di hati. Dan jelas keresahan inilah yang akan mengganggu proses belajar-mengajar. Jika demikian berarti teori Syeikh Waqi’ tadi benar. Tapi bagaimana jika dalam mengerjakan kemaksiatan seseorang tidak merasakan gundah? Apakah perbuatannya tersebut tidak masuk dalam kategori perbuatan dosa? Tidak. Tentu kita masih ingat tentang debu yang sudah membatu tadi, dosa itu seperti debu yang sudah membatu, karena terlalu banyak, terus bertumpuk, dikerjakan berulang-ulang sehingga akhirnya membeku menjadi batu dan berkarat. Wajar dalam kondisi seperti ini secara sepintas proses belajar-mengajar seakan normal dan biasa-biasa saja. Dikatakan sepintas disini karena kenyataannya ilmu tadi melekat pada permukaan tumpukan dosa yang membatu, bukan pada hati. Wajar pula jika yang dipahami, yang dihafal, dan yang dipelajari sama sekali tidak mempunyai pengaruh(atsar) dalam kehidupan sehari-hari.

Maka lain lagi halnya dengan orang yang hatinya bersih. Orang-orang yang keimanannya tidak terkontaminasi dengan berbagai dosa, maka apa yang dipelajarinya akan membawanya pda keimanan yang lebih matang. Bukan hanya pada saat ia telah ilmu itu telah melekat di hati, namun ketika pertama kali mendengarkannya,(Baca QS. Al-Anfal ayat: 2).
wallahu a'lam bis showab...
wassalam............

Baca Selanjutnya...!...

Hanya sebuah ingin

Terkadang ada ingin terbersit dalam angan
Sekedar menatapmu tanpa penghalang
Dan tidak harus ngantri berjejal mata menunggu giliran
Lalu ku simpan bayangan dalam kelopak
Untuk dapat menggenggammu dalam ikatan

Itu hanyalah egoku sesaat
Yang luput dari bias cinta murni
Karena setelah ada perenungan
Tentu ingin tadi akan tenggelam
Di antara dedaunan yang berguguran
Dihempas angin nurani dan tahu diri

Apalagi manusia,
Bahkan burungpun akan merasa tak senang
Jika dikurung dalam sangkar.
Tentu ia takkan leluasa mengepakkan sayapnya
Seperti ketika ia bebas di alam raya
Kemampuannya untuk terbang akan hilang
Akibat hanya diam
Berserah nasib kepada tuan.

Memang,...
Kebebasan adalah hak setiap insan
Dan bukan berarti itu tanpa kendali
Kontrol diri harus senantiasa mengiringi
Agar tak salah mengarungi
Alam kebebasan terkadang menjerumuskan!

Maka untuk saat ini,
akan kusimpan saja ingin itu
dalam almari pengertian.
Agar melebur
Menjadi abu
Lalu kubungkus dalam kuali penantian
Kutitipkan aliran sungai pengharapan
Walau entah sampai kapan
Semoga saja ia sampai pada titik pertemuan
Dimana abu penantianku terdampar di halaman kasihmu.
Dan jika tidak,
Maka ia pun akan tetap bebas
Mendampingi deru air yang mengalir
Menuju terminal akhir
Dan samudra itu,
Sungguh lebih luas dan meleluasakannya.☺
[el-Madrasah_Cairo, 2 syawal 1426 H]

Baca Selanjutnya...!...
Friday, October 06, 2006

ANTARA ILMU dan AIR

Laksana air, ilmupun sepertinya.
Jika kita tahu bahwa air itu mengalir,
Maka rasanya tidak terlalu berlebihan jika kita katakan ilmu juga mengalir.
Air akan mengalir menelusuri kawasan atau permukaan yang lebih rendah, semakin rendah posisi tanah maka air akan mengalir dengan tekanan yang lebih deras pula.
Cobalah sesekali kita melihat pemandangan air terjun, selain indah dipandang mata ia juga memberikan gambaran kepada kita betapa air mengalir begitu derasnya ke bawah, karena jarak antara permukaan awal ia mengalir dan perjatuhannya kebawah itu cukup jauh kedasar.

Dan ilmu, sebagaimana air, ia ditransformasikan dan dialirkan oleh sang guru kepada para muridnya. Apabila proses pengaliran itu pada level atau tataran yang sama (di sini bukan berarti bahwa keilmuan yang dimiliki oleh sang guru sama dengan muridnya, tapi lebih kepada kesombongan sang murid yang tinggi sehingga ia merasa sudah pintar) maka ilmu itu akan tersendat bahkan mungkin sampai pada posisi beku dan tidak bisa mengalir. Akan tetapi, apabila ilmu itu dialirkan dari guru yang notabene capable dalam keilmuannya kepada murid yang rendah diri dan merasa fakir akan ilmu, maka ilmu itu akan pula dapat mengalir lebih deras bahkan bisa sangat deras lalu mengendap dan ditampung oleh dasar hati dan otak.

Maka salah satu 'ibroh yang dapat dipetik dari analogi di atas adalah pembinaan dan pembelajaran sikap tawadhu' agar dapat dipahami sekaigus diterapkan dalam tataran praksis oleh para murid(tholibul 'ilmi) kepada para guru atawa masyayikhnya.
Sungguh yang patut menjadi poin bahan pemikiran akhir-akhir ini adalah mulai lunturnya sikap tawadhu' di kalangan para murid. Dan karenanya proses transformasi ilmu dapat terhambat. Hal ini tidak pula benar jika diterjemahkan dalam koridor kebekuan atau ketidakkritisan para murid terhadap guru dalam konteks kemeluluan sami'na wa atho'na. Tapi lebih condong pada ke'arifan jiwa yang sadar bahwa, kita ini sesungguhnya benar-benar fakir dibawah keluasan ilmu_Nya yang meliputi langit dan bumi.
Dengan demikian, sikap yang akan tercipta dari bias cahaya ke'arifan jiwa dan kerendahan hati tadi adalah sikap penghormatan yang setinggi-tingginya kepada para shohibul 'ilmi, tanpa meremehkan sekecil apapun ilmu yang ia miliki(karena ilmu itupun semuanya berasal dari Allah)ditambah lagi perasaan sadar atas segala keterbatasan dan kekurangan yang muncul setelah proses belajar dan pembelajaran. Semakin dalam ilmu digali maka ia akan menunjuki si penggali bahwa sesungguhnya ia masih sangat dalam dan masih butuh seumur dunia bahkan akherat untuk dapat menyelesaikan galian itu(karena ilmu Allah memang maha luas dan meliputi). Itulah makanya Rosulullah SAW memerintahkan umatnya untuk menuntut ilmu mulai ia kecil hingga tua dan mati. Wallahu yahdi ila sawa'is sabil...☺

_Ku tulis catatan singkat ini dengan harapan dapat menjadi pengingat sekaligus bahan evaluasi bagi jiwa yang tak kunjung bersahaja, dan bagi hati yang ingin selalu berbagi. Semoga bermanfa'at dan menjadi pelajaran bagiku, bagimu, dan bagi mereka semua..._(M. Luthfi Al_anshori)
6 Nopember 2005.

Baca Selanjutnya...!...
Tuesday, October 03, 2006


Catatan awal (sebuah pengakuan dan do'a)
SEPULUH HARI DALAM DIMENSI RAHMAT-MU


Tuhan, …
Baru saja kemaren aku melewati tahap awal dari sebuah dimensi ruang dan waktu, dimana telah Kau buka pintu 'arasy-Mu, lalu pada waktu yang sama Kau turunkan salju rahmat-Mu, dengan begitu derasnya.
Tapi sungguh tak disangka, di mana-mana masih banyak pula para hamba yang acuh tak memperdulikannya, bahkan mungkin termasuk aku.
Aku ini serasa masih tak pantas menjadi hamba-Mu, namun kemana lagi aku mencari tuan, sungguh tak ada yang lebih pantas dari-Mu untuk aku jadikan sesembahan sekaligus labuhan harapan.
Bagaimana bisa aku termasuk hamba yang syakur,… sementara aku terus menikmati berbagai macam bentuk karunia-Mu, tapi aku belum bisa mensyukurinya.

Sementara pula aku terus mengharap rahmat-Mu, tapi aku masih enggan dan malas untuk mengetuk pintu-Mu, mendatangi rumah-Mu.
Dan sementara aku masih butuh bernaung di bawah langit-Mu, tapi aku pun masih belum mampu meninggalkan perbuatan maksiat kepada-Mu. Kakiku, masih membutuhkan hamparan bumi-Mu untuk pijakan langkahku.

Aku akui dengan segenap hati, aku tak mungkin bisa hidup tanpa rizqi dari-Mu, aku tak mungkin bisa mengelak dari naungan langit-Mu, aku tak mungkin lepas dari penglihatan-Mu. Aku dho'if di hadapan-Mu. Maka untuk itu Ya Robb,….
jangan engkau tinggalkan aku dari kasih sayang-Mu,
janganlah Engkau putuskan aku dari rizqi-Mu,
jangan Engkau jauhkan aku dari bimbingan petunjuk-Mu,
jangan pula Engkau usir aku pergi dari kolom langit_Mu. Sungguh aku tak mampu. Dan aku hanya akan menjadi sampah tanpa ilmu-Mu. Ya Rabb….rengkuhlah aku selalu dalam cinta kasih-Mu!

Sekali lagi aku yakin, bahwa "Aura Rahmat-Mu itu lebih dahsyat dari maksiatku, lebih besar dari malasku, sehingga paling tidak, sedikit demi sedikit pancaran cahya-Mu itu telah menerobos masuk ke setiap relung hatiku yang beku. Dan kali ini, lelehan hati itupun menjelma menjadi butiran-butiran kecil air mata, yang ku harapkan mampu membasahi seluruh anggota tubuh yang ada di bawahnya, supaya ikut merasa, menyadarkan semuanya".

Dan esok, tahap dimensi baru-Mu hendak Kau buka, dan ini tentu lebih agung dari sebelumnya. Pintu maghfiroh-Mu hendak Kau buka, dan untuk kesekian kalinya Kau tawarkan pada setiap hamba. Akankah aku dan mereka akan berlomba untuk mengetuk dan permisi meminta masuk, atau mereka akan membiarkannya kosong tanpa ada nama tertera di papan pintu-Nya, atas nama para"mustaghfirin"??? Semoga kita semua senantiasa mendapatkan rahmat kasih sayang-Nya, sebagai bekal untuk meraih Maghfirah-Nya juga penyelamatan-Nya dari api neraka...Amiin. Wallahu a'alam...
Gerbangtiga, 10 romadhon 1427 H

Baca Selanjutnya...!...
Sunday, October 01, 2006

Kabar dari Bulan

MISTERI TERBELAHNYA BULAN

SUBHANALLAH...
MAHA BESAR ALLAH ATAS SEMUA CIPTAANNYA

Allah berfirman: "Sungguh telah dekat hari qiamat, dan bulan pun telah terbelah" (Q.S. Al-Qamar: 1)"

Dalam temu wicara di televisi bersama pakar Geologi Muslim, Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar, salah seorang warga Inggris mengajukan pertanyaan kepadanya, apakah ayat dari surat Al-Qamar di atas memiliki kandungan mukjizat secara ilmiah ?
Maka Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawabnya sebagai berikut:"Tentang ayat ini, saya akan menceritakan sebuah kisah. Sejak beberapa waktu lalu, saya mempresentasikan di Univ.Cardif, Inggris bagian barat, dan para peserta yang hadir bermacam-macam, ada yang muslim dan ada juga yang bukan muslim. Salah satu tema diskusi waktu itu adalah seputar mukjizat ilmiah dari Al-Qur'an. Salah seorang pemuda yang beragama muslim pun berdiri dan bertanya, "Wahai Tuan, apakah menurut anda ayat yang berbunyi "Telah dekat hari qiamat dan bulan pun telah terbelah" mengandung mukjizat secara ilmiah ?" Maka saya menjawabnya:"Tidak, sebab kehebatan ilmiah diterangkan oleh ilmu pengetahuan, sedangkan mukjizat tidak bisa diterangkan ilmu pengetahuan, sebab ia tidak bisa menjangkaunya. Dan tentang terbelahnya bulan, maka itu adalah mukjizat yang terjadi pada Rasul terakhir Muhammad shallallahu'alaihi
wassalam sebagai pembenaran atas kenabian dan kerasulannya, sebagaimana nabi-nabi sebelumnya.

Dan mukjizat yang kelihatan, maka itu disaksikan dan dibenarkan oleh setiap orang yang melihatnya. Andai hal itu tidak termaktub di dalam kitab Allah dan hadits-hadits Rasulullah, maka tentulah kami para muslimin di zaman ini tidak akan mengimani hal itu. Akan tetapi hal itu memang benar termaktub di dalam Al-Qur'an dan sunnah-sunnah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. Dan memang Allah Ta'alaa benar-benar Maha berkuasa atas segala sesuatu.

Maka Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar pun mengutip sebuah kisah Rasulullah membelah bulan. Kisah itu adalah sebelum hijrah dari Mekah Mukarramah ke Madinah. Orang-orang musyrik berkata, "Wahai Muhammad, kalau engkau benar Nabi dan Rasul, coba tunjukkan kepada kami satu kehebatan yang bisa membuktikan kenabian dan kerasulanmu (mengejek dan mengolok-olok)?"
Rasulullah bertanya, "Apa yang kalian inginkan ?" Mereka menjawab: "Coba belahlah bulan, ..."
Maka Rasulullah pun berdiri dan terdiam, lalu berdoa kepada Allah agar menolongnya. Maka Allah memberitahu Muhammad agar mengarahkan telunjuknya ke bulan. Maka Rasulullah pun mengarahkan telunjuknya ke bulan, dan terbelahlah bulan itu dengan sebenar-benarnya. Maka serta-merta orang-orang musyrik pun berujar, "Muhammad, engkau benar-benar telah menyihir kami!" Akan tetapi para ahli mengatakan bahwa sihir, memang benar bisa saja "menyihir"orang yang ada disampingnya akan tetapi tidak bisa menyihir orang yang tidak ada ditempat itu. Maka mereka pun pada menunggu orang-orang yang akan pulang dari perjalanan. Maka orang-orang Quraisy pun bergegas menuju keluar batas kota Mekkah menanti orang yang baru pulang dari perjalanan. Dan ketika datang rombongan yang pertama kali dari perjalanan menuju Mekkah, maka orang-orang musyrik pun bertanya, "Apakah kalian melihat sesuatu yang aneh dengan bulan?"
Mereka menjawab, "Ya, benar. Pada suatu malam yang lalu kami melihat bulan terbelah menjadi dua dan saling menjauh masing-masingnya kemudian bersatu kembali...!! !"

Maka sebagian mereka pun beriman, dan sebagian lainnya lagi tetap kafir (ingkar). Oleh karena itu, Allah menurunkan ayat-Nya: Sungguh, telah dekat hari qiamat, dan telah terbelah bulan, dan ketika melihat tanda-tanda kebesaran Kami, merekapun ingkar lagi berpaling seraya berkata, "Ini adalah sihir yang terus-menerus", dan mereka mendustakannya, bahkan mengikuti hawa nafsu mereka. Dan setiap urusan benar-benar telah tetap .......sampai akhir surat Al-Qamar.
Ini adalah kisah nyata, demikian kata Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar. Dan setelah selesainya Prof. Dr. Zaghlul menyampaikan hadits nabi tersebut, berdiri seorang muslim warga Inggris dan memperkenalkan diri seraya berkata, "Aku Daud Musa Pitkhok, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris. Wahai tuan, bolehkah aku menambahkan?"

Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawab: "Dipersilahkan dengan senang hati." Dan Daud Musa Pitkhok berkata, "Aku pernah meneliti agama-agama (sebelum menjadi muslim), maka salah seorang mahasiswa muslim menunjukiku sebuah terjemah makna-makna Al-Qur'an yang mulia. Maka, aku pun berterima kasih kepadanya dan aku membawa terjemah itu pulang ke rumah. Dan ketika aku membuka-buka terjemahan Al-Qur'an itu di rumah, maka surat yang pertama aku buka ternyata Al-Qamar. Dan aku pun membacanya: "Telah dekat hari qiamat dan bulan pun telah terbelah......." Maka aku pun bergumam: Apakah kalimat ini masuk akal?? Apakah mungkin bulan bisa terbelah kemudian bersatu kembali?? Andai benar, kekuatan macam apa yang bisa melakukan hal itu???

Maka, aku pun menghentikan dari membaca ayat-ayat selanjutnya dan aku menyibukkan diri dengan urusan kehidupan sehari-hari. Akan tetapi Allah Yang Maha Tahu tentang tingkat keikhlasam hamba-Nya dalam pencarian kebenaran. Maka aku pun suatu hari duduk di depan televisi Inggris. Saat itu ada sebuah diskusi di antara presenter seorang Inggris dan 3 orang pakar ruang angkasa AS. Ketiga pakar antariksa tersebut pun menceritak an tentang dana yang begitu besar dalam rangka melakukan perjalanan ke antariksa. Dan diantara diskusi tersebut adalah tentang turunnya astronot menjejakkan kakiknya di bulan, dimana perjalanan antariksa ke bulan tersebut telah menghabiskan dana tidak kurang dari100 juta dollar. Mendengar hal itu, presenter terperangah kaget dan berkata, "Kebodohan macam apalagi ini, dana begitu besar dibuang oleh AS hanya untuk bisa mendarat di bulan?" Mereka pun menjawab, "Tidak, ..!!! Tujuannya tidak semata menancapkan ilmu pengetahuan AS di bulan, akan tetapi kami mempelajari kandungan yang ada di dalam bulan itu sendiri, maka kami pun; telah mendapat hakikat tentang bulan itu, yang jika kita berikan dana lebih dari 100 juta dollar untuk kesenangan manusia, maka kami tidak akan memberikan dana itu kepada siapapun.
Maka presenter itu pun bertanya, "Hakikat apa yang kalian telah capai sehingga demikian mahal taruhannya?" Mereka menjawab, "Ternyata bulan pernah mengalami pembelahan di suatu hari dahulu kala, kemudian menyatu kembali.!!!
Presenter pun bertanya, "Bagaimana kalian bisa yakin akan hal itu?" Mereka menjawab, "Kami mendapati secara pasti dari batuan-batuan yang terpisah terpotong di permukaan bulan sampai di dalam (perut) bulan. Maka kami pun meminta para pakar geologi untuk menelit inya, dan mereka mengatakan, "Hal ini tidak mungkin telah terjadi kecuali jika memang bulan pernah terbelah lalu bersatu kembali".

Mendengar paparan itu, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris mengatakan, "Maka aku pun turun dari kursi dan berkata, "Mukjizat (kehebatan) benar-benar telah terjadi pada diri Muhammad sallallahu alaihi wassallam 1400-an tahun yang lalu. Allah benar-benar telah mengolok-olok AS untuk mengeluarkan dana yang begitu besar, 100 juta dollar lebih, hanya untuk menetapkan akan kebenaran muslimin !!!!

Maka, agama Islam ini tidak mungkin salah ... (aku pun bergumam), "Maka, aku pun membuka kembali Mushhaf Al-Qur'an dan aku baca surat Al-Qamar, dan ... saat itu adalah awal aku menerima dan masuk Islam. Wallahu a'lam...!!!
Diterjemahkan oleh: Abu Muhammad ibn Shadiq

(dikutib dari sebuah message yang telah tersebar luas di bergai millist yang ada di dunia maya)



Baca Selanjutnya...!...
Saturday, September 30, 2006

Hanya Renungan...
Matahari pagi itu terlihat menawan. Sungguh sinarnya yang kuat mampu membalik kegelapan malam menjadi terang benderang dan menampilkan pesona alam yang menakjubkan. Tapi ternyata ia muncul dengan begitu cepat. Cuma selama beberapa menit saja semburat wajah sang Surya terlihat elok dan menawan. Dan ketika ia telah naik ke langit bebas, justru sengatan teriknya yang membakar. Namun aku telah cukup bangga dan puas setelah beberapa gambar hasil jebretan kamera berhasil mengabadikannya. Melihat Matahari terbit dari puncak bukit dimana dulu nabi Musa AS pernah menginjakkan kakinya di sana, alangkah syahdunya.

Maha Suci Allah yang telah menciptakan Matahari bersinar dengan cahayanya sendiri. Dan Rembulan yang setia menemani matahari untuk bisa mewakilinya di malam hari. Sungguh sebuah kolaborasi harmonis antara sang Raksasa siang dan dewi malam. Rembulan menyinari bumi di malam hari dengan pantulan cahaya Matahari. Begitulah setiap hari mereka saling berganti menemani perjalanan bumi, dengan tanpa lelah dan tak pernah menyerah. Setiap yang baru pasti akan berlalu dan hilang dilindas waktu, begitu pula Matahari beserta seluruh isi kosmos dan galaksi. pada saatnya nanti ia pun akan berhenti Menemani bumi. Lalu bumi akan merasa kesepian dan kehilangan sumber utama untuk proses fotosintesis para tetumbuhan yang ada di permukaannya. Tumbuh-tumbuhan akan mulai layu. Matahari akan berbalik arah terbit dan Rembulan tak lagi menemani malam. Saat itulah dunia akan fana. Sebuah pertanda akan hadirnya hari penuh misteri dan teka-teki namun pasti. Entah bagaimana wujud kefanaan bumi? Akankah kosong kembali menyelimutinya? Dan Manusia semuanya telah lenyap ditelan bumi, bahkan semua mahluk hidup akan ikut mati.

Saat ini aku masih bisa menyaksikan Matahari terbit pada pagi hari dengan pesona anggunnya. Namun di negeri gurun ini terkadang siang harinya menghadirkan keganasan cahaya dengan sengatan panasnya. Pada senja harinya ia akan kembali tenggelam melakukan peristirahatan. Dan Rembulan akan kembali menggantikannya, menemani kunang-kunang dan para bintang menghiasi kesunyian malam.

Baca Selanjutnya...!...
Friday, September 29, 2006

wajah dunia tanpa kematian

waktu kecil dulu aku pernah baca sebuah cerita dari 7 negara besar. salah satunya adalah kisah yang berasal dari negara Soviet(Rusia). kisah ini menceritakan tentang seorang pangeran yang berjuang menangkap maut. setelah berbagai upaya yang ia lakukan, dan dengan pengorbanan yang tidak sedikit, ia berhasil menangkap maut tersebut. maut itu lalu ia masukkan kedalam kantong dan diikat di puncak pohon pinus.

beberapa tahun kemudian, ketika pangeran berperang, banyak prajuritnya yang terluka. di antaranya ada yang lehernya hampir putus, ada yang ususnya terburai keluar, ada yang kepalanya remukdan luka2 mengerikan lainnya. anehnya mereka tetap hidup dengan menanggung rasa sakit yang berkepanjangan dan tak tertahankan.

di sisi lain, di seluruh pelosok negeri terjadi penderitaan yang tak kalah dahsyatnya. mereka yang sekarat tetap meronta-ronta, mereka yang tua renta yang bahkan menggerakkan tangan pun tak mampu lagi, tetap hidup dengan segenap kerontaannya.

sang pangeran lalu berkeliling ke seluruh negeri. pemandangan yang sama ia temukan, tak satu pun penduduk yang meninggal dunia, meski dengan segenap rasa sakit yang ditanggungnya. sang pangeran lalu berkesimpulan bahwa penyebabnya hanya satu, karena maut ia kurung di puncak pinus. ia pun segera menuju pohon pinus tersebut dan melepaska maut yang telah ia kurung selama bertahun2.dengan begitu, kematianpun kembali mewarnai wajah dunia.

mungkin salah satu atau salah banyak dari teman2 sudah ada yang pernah aku ceritai tentang kisah ini. tapi itu tidak mengapa, sebab aku merasa perlu untuk menuliskannya kembali untuk sekedar membuka memori lama yang mungkin sudah terpendam memoro baru.

yah,kisah ini ditulis oleh seorang komunis, sebagai bentuk ketidakpercayaannya kepada Allah. namun demikian, melalui kisah ini pula dengan jelas kita bisa merasakan betapa menderitanya manusia jika dunia tidak diwarnai kematian. orang-orang yang tubuhnya digerogoti virus HIV, orang-orang yang terkena stroke, orang-orang yang terserang kanker otak atau berbagai penyakit dan penderitaan lain akibat kecelakaan akan tetap berada dalam penderitaan yang tak kunjung henti.

penderitaan itu juga akan turut dirasakan oleh orang-orang sehat disekitarnya; orang tuanya, anaknya, saudaranya, tetangganya, dan bahkan negaranya. jeritan dan tangisan anak akan memenuhi setiap pelosok negeri. bahkan secara ekonomi jelasakan membawa kesengsaraan yang berkepanjangan bagi keluarganya yang sehat, karena tingginya biaya perawatan bagi yang didera sakit yang berkepanjangan tanpa harapan untuk sembuh, juga tidak ada harapan untuk meninggal.

begitulah kira-kira wajah bumi tanpa kematian. wajah penuh penderitaan. dari sepenggal illustrasi ini, betapa kita rasakan bahwa kematian adalah suatu kenikmatan yang luar biasa. sayangnya banyak diantara manusia yang tidak menyukainya, bahkan berusaha untuk menghindari, padahal dia tidak akan mampu lari darinya. kematian , bagi seorang mu'min bukanlah merupakan ending dari sebuah kehidupan. bahkan kematian baginya adalah merupakan pintu untuk memasuki kehidupan selanjutnya yang lebih abadi, lebih kekal. kematian adalah jalan baginya untuk dapat bertemu dengan kekasih hatinya, Robb Tuhan semesta alam yang dulu telah menghidupkannya di dunia, kemudian mematikannya, dan kemudian menghidupkannya kembali.

selanjutnya, marilah kita sama-sama merenungi ayat berikut ini, sambil sekilas kita renungi kembali illustrasi di atas: "Dan Dialah Allah yang telah menghidupkan kamu, kemudian mematikan kamu, kemudian menghidupkan kamu(lagi), sesungguhnya manusia itu benar-benar sangat mengingkari nikmat".(QS. Al Hajj,22:66)

Cairo,3 sept 2005


Baca Selanjutnya...!...
Saturday, September 23, 2006



MARHABAN YA RAMADHAN...
Ramadhan telah tiba,
Pertanda Tuhan akan membuka pintu maghfirah-Nya seluas-luasnya
Semoga kita termasuk para hamba yang akan mendapatkan Rahmat, Maghfirah, dan diselamatkan-Nya dari api neraka. Amiin...

“Selamat menunaikan Ibadah Puasa”
Semoga amal ibadah kita selama bulan puasa mendapatkan Ridha dari Allah SWT dan dibalas dengan pahala yang berlipat ganda.

Mumpung terang rembulane, mumpun jembar kalanane
Kami juga tak lupa untuk meminta maaf atas segala salah dan khilaf
Semoga dengan hati yang bersih dan niat yang baik kita bisa sama-sama menunaikan ibadah dengan penuh hikmat dan nikmat.

KULLU 'AAM WA ANTUM BI KHOIR
KULLU SANAH WENTUM THOYYIBIIN...

Baca Selanjutnya...!...
Thursday, September 21, 2006

29 Juli '06 El-Izzah Summer Tour bareng temen-temen Izzah. sungguh menyenangkan dan berkesan. dalam kebersamaan kami daki sinai hingga ke puncak. dalam gelapnya malam dan dingin yang membekukan kami telusuri jejalanan yang penuh tahi onta. dalam kobaran semangat yang menggelora kami berharap akan bisa sampai pada titik tuju tertinggi. yah...begitulah sepenggal kisah perjuangan dalam kebersamaan. dan kepuasan akhirnya kami rasakan tatkala mata melihat bangunan Musholla...Adzan Shubuh telah dikumandangkan. pesona sunrise sebentar lagi akan memancarkan semburat keindahan. Subhanallah....
"St. Catherin in Memoriam El-Izzah Summer Tour '06 Sinai - Sharm el Sheikh"

Baca Selanjutnya...!...
Monday, September 18, 2006

Tentang Ibu (sebuah surat dr seorang teman)

Ketika itu, Tuhan telah bekerja selama enam hari lamanya. Kini giliran diciptakan para ibu. Seorang malaikat menghampiri Tuhan dan berkata lembut : "Tuhan, banyak nian waktu yg Tuhan habiskan untuk menciptakan ibu ini?". Dan Tuhan menjawab pelan: "Tidakkah kau lihat perincian yang harus dikerjakan?
01) Ibu ini harus waterproof (tahan air/cuci) tapi bukan dari plastik.
02) Harus terdiri dari 180 bagian yang lentur, lemas dan tidak cepat capai
03) Ia harus bisa hidup dari sedikit teh kental dan makanan seadanya untuk mencukupi kebutuhan anak- anaknya
04) Memiliki telinga yang lebar untuk menampung keluhan anak-anaknya.
05) Memiliki ciuman yang dapat menyembuhkan dan menyejukan hati anaknya.
06) Lidah yang manis untuk merekatkan hati yang patah, dan
06) Enam pasang tangan!!
--- Malaikat itu menggeleng-gelengkan kepalanya, "Enam pasang tangan....? tsk tsk tsk" "Tentu saja ! Bukan tangan yang merepotkan Saya, melainkan tangan yang melayani sana sini, mengatur segalanya menjadi lebih baik...." balas Tuhan.
08) Juga tiga pasang mata yang harus dimiliki seorang ibu.
"Bagaimana modelnya?", Malaikat semakin heran. Tuhan mengangguk-angguk. "Sepasang mata yang dapat menembus pintu yang tertutup rapat dan bertanya :"Apa yang sedang kau lakukan di dalam situ?", padahal sepasang mata itu sudah mengetahui jawabannya. "Sepasang mata kedua sebaiknya diletakkan di belakang kepalanya, sehingga ia bisa melihat ke belakang tanpa menoleh. Artinya, ia dapat melihat apa yang sebenarnya tak boleh ia lihat dan sepasang mata ketiga untuk menatap lembut seorang anak yang mengakui kekeliruannya. Mata itu harus bisa bicara! Mata itu harus berkata :"Saya mengerti dan saya sayang padamu". Meskipun tidak diucapkan sepatah kata pun. "Tuhan", kata malaikat itu lagi, "Istirahatlah"!!. "Saya tidak dapat, Saya sudah hampir selesai", balas Tuhan.
09) Ia harus bisa menyembuhkan diri sendiri kalau ia sakit.
10) Ia harus bisa memberi makan 6 orang dengan satu setengah ons daging.
11) Ia juga harus menyuruh anak umur 9 tahun mandi pada saat anak itu tidak ingin mandi....
Akhirnya Malaikat membalik-balikkan contoh Ibu dengan perlahan. "Terlalu lunak", katanya memberi komentar. "Tapi kuat", kata Tuhan bersemangat. "Tak akan kau bayangkan betapa banyaknya yang bisa ia tanggung, pikul dan derita. "Apakah ia dapat berpikir?" tanya malaikat lagi. "Ia bukan saja dapat berpikir, tapi ia juga dapat memberi gagasan, ide dan berkompromi", kata Sang Pencipta. Akhirnya Malaikat menyentuh sesuatu dipipi. "Eh, ada kebocoran disini" "Itu bukan kebocoran", kata Tuhan. "Itu adalah air mata.... air mata kesenangan, air mata kesedihan, air mata kekecewaan, air mata kesakitan, air mata kesepian, air mata kebanggaan, airmata...., airmata...."Akhirnya Malaikat berkata pelan pada pembaca.........: "JIKA KAMU MENCINTAI IBU MU, KIRIMLAH CERITA INI KEPADA ORANG LAIN, AGAR SELURUH ORANG DI DUNIA INI DAPAT MENGHORMATI, MENCINTAI DAN MENYAYANGI IBUNYA"…..

(cerita ini dikirim oleh seorang teman dr negeri sebrang dan telah banyak menyebar diberbagai media. Semoga bisa menjadi pelajaran bagi kita terutama kaum adam untuk lebih bisa menghormati para kaum hawa. Dari sini silahkan kepada para pembaca semuanya untuk menge-post tulisan ini kemana saja).

Baca Selanjutnya...!...
Wednesday, September 13, 2006

Cerita Pagi buat Adinda
Kurang lebih beginilah ceritanya...
kemaren itu,
ketika fajar tengah menjelang pagi,
tak tahu entah dari mana asal-usulnya ada seorang dewi yang datang menghampiri alam mimpiku.
so pasti aku terhenyak seketika tatkala menatap wajahnya
mungkin karena itulah aku sampai mengigau dan bersuara keheranan
nampaknya pagi itu dia memang sengaja berusaha untuk membangunkanku,
untuk bisa benar-benar bertemu dengannya
walaupun sebenarnya juga hanya dalam alam maya.
Siapa dia?(seketika dia bertanya)
eh ternyata kondisi tubuh-ku masih belom stabil
mata ini masih begitu berat untuk dapat sekedar menatap pagi
dia adalah Malikaku
siapa malikamu?(dia pun menegaskan pertanyaannya)
Dewi malamku yang selalu menyapa anggun di setiap mimpiku
Bidadari pagi-ku yang saat ini telah mampu membuatku bangun pagi
menikmati perpisahan fajar shodiq
untuk digantikan pagi
sungguh syahdu...
adakah ia akan selalu menemani pagiku
menyiapkan segelas kopi atau susu...
pagi ini sebenarnya bibir dan lidahku masih terasa pahit
mungkin karena aku sedang sakit
tapi hadirmu membuat aku tetap bisa bangkit
untuk menghirup udara segar pagi ini
ketika embun masih menghiasi dedaunan hijau yang layu
dan berusaha mengais berkah Tuhan yang di siapkannya pada waktu pagi...
terima kasih MALIKAKU, DEWI MALAMKU, BIDADARI PAGIKU, MATAHARIKU....
kau telah menemani pagi-ku,
kau telah mewarnai hari-ku…
(ini adalah petikan percakapan di pagi hari antara aku dan dia, seseorang yang cukup berpengaruh dalam hidupku, gerbangtiga, 10 sept '06)

Baca Selanjutnya...!...

Adalah Manusia...
“Barangkali kehidupan ini adalah pengembaraan itu sendiri”...
Adalah manusia yang tercipta dari setetes sperma,
Barang najis yang ketika hendak dijual tiada artinya.
Adalah manusia yang ketika dilahirkan seketika menangis dan orang-orang di sekelilingnya tertawa bahagia.
Adalah manusia yang telah tertakdir untuk tidak panjang usia sekaligus dilekati sifat lupa.
Adalah manusia yang sebagian dari mereka telah benar-benar lupa atau sengaja melupa akan kesaksiannya terhadap Tuhan-nya ketika masih dalam Gua Garba ibunya.
Sebagian mereka bahkan telah dengan nyata mengingkari kesaksian agungnya itu dalam kehidupannya yang ke dua
:...”bahwa tiada Tuhan yang wajib disembah kecuali Allah”, namun mereka menyekutukannya dan mengangkat Tuhan-Tuhan lain yang lebih dipuja.
Adalah manusia yang selalu diberi nikmat dan karunia oleh Tuhan-nya, namun sedikit pun mereka tak mau bersyukur, kufur.
Maka sungguh manusia dalam peristiwa kesesatan besar hingga Tuhan berkata: ...”Aku, Jin dan Manusia dalam sebuah peristiwa besar. Aku telah menciptakan mereka, tapi mereka menyembah kepada selain-Ku. Aku yang telah memberi mereka nikmat, namun mereka berterima kasih kepada selain-Ku bahkan melupakan-Ku”...
Adalah manusia yang ibarat hanya mampir minum di sebuah kedai dalam sebuah perjalanannya, kehidupannya di dunia hanyalah sementara.
Jika tidak segera berbenah dan berbekal, maka hanya dahaga yang akan ia rasakan.
Pengembaraan dunia pasti akan berakhir, bahkan ia akan fana.
Namun kehidupan abadi adalah akherat, tak akan berhenti, tak berujung.
Tiada seorang pun yang tahu akan hadirnya
Karenanya adalah rahasia Ilahi, misteri yang pasti terjadi.
Manusia hanyalah musafir yang mampir singgah di tanah pemiliknya.
Lalu akan pergi atau mungkin diusir hingga ia sampai pada tanah-Nya yang lain.[]tertuliskan, 23 feb ’06.

Baca Selanjutnya...!...
Tuesday, September 12, 2006

Hari ini aku menyapa hati-ku

Wahai aku,
Ada apakah gerangan yang terjadi kepadaku akhir-akhir ini?
Terjebakkah aku, atau justru aku sendiri yang memasukkan diri?
Aku tak tahu...
Yang nampak oleh mata adalah sudut-sudut,
Datar tak berpintu...
Aku tengah berada pata titik jemu
Ternyata aku masih belum memiliki diriku
Aku masih terkerangkeng dalam egoku, perasaan-ku
Dan aku kembali tak tau apakah aku telah merdeka atau hamba sahaya.
Bingung memang membuat aku lemah, lemas lalu malas.
Bahkan bukan cuma dari dalam diriku
Orang di luar diriku pun turut meramaikan dan membuat gaduh hatiku
Ternyata aku masih lemah
Dan belum cukup kuat membina hatiku
Lalu kenapa pula orang-orang itu memandangku dengan tatapan sinis
Aku tak suka
Seakan mereka tak tahu apa yang sedang aku alami saat ini
Dan mereka memang tak tahu
Hingga membuat mereka bicara yang tak mengenakkan hatiku
Duhai hatiku...
Aku harap kau bisa tahu bahwa mereka itu tidak tahu.
Mungkin dengan itu kau bisa memahami mereka
Janganlah kau marah kepada mereka
Karena hakikatnya kau pulalah yang salah
Kenapa pula kau masih kalah dengan nafsumu
Bukannya aku membela mereka
namun mereka benar-benar tidak tau apa yang sedang menimpamu saat ini
sehingga merekapun berbicara apa adanya
dan tidak sesuai dengan rasa dan suasana hatimu yang saat ini sedang menguasaimu
Wahai hati,..
Tenangkan dirimu dahulu...
Baru setelah itu kau berbicara lagi
Baru kemudian kau pikirkan dan kau renungkan tentang semua ini
Bersabarlah...
Tawakkallah...
Nafsumu masih menguasaimu
Bebaskanlah dahulu hatimu dari belenggu..
Baru setelah itu kau temui aku...!

Baca Selanjutnya...!...
Saturday, September 02, 2006

HikMah Ayat KuRsi
Message: SINAR CAHAYA AYAT KURSI

Dlm sebuah hadis, ada menyebut perihal seekor syaitan yg duduk diatas pintu rumah.Tugasnya ialah utk menanam keraguan di hati suami terhadap kesetiaan isteri di rumah dan keraguan dihati isteri terhadap kejujuran suami di luar rumah. Sebab itulah Rasulullah tidak akan masuk rumah sehinggalah Baginda mendengar jawaban salam daripada isterinya. Disaat itu syaitan akan lari bersama-sama dengan salam itu.
Hikmah Ayat Al-Kursi mengikut Hadis-hadis:
1) Barang siapa membaca ayat Al-Kursi apabila berbaring di tempat tidurnya, Allah SWTmewakilkan dua orang Malaikat memeliharanya
hingga subuh.
2) Barang siapa membaca ayat Al-Kursi di akhir setiap sembahyang Fardhu, dia akan berada dlm
lindungan Allah SWT hingga sembahyang yang lain.
3) Barang siapa membaca ayat Al-Kursi di akhir tiap sembahyang,tidak menegah akan dia daripada masuk syurga kecuali maut dan
barang siapa membacanya ketika hendak tidur,Allah
SWT memelihara akan dia ke atas rumahnya,rumah
jirannya dan ahli rumah-rumah disekitarnya.
4) Barang siapa membaca ayat Al-Kursi di akhir tiap2 sembahyang fardhu,Allah SWT menganugerahkan dia setiap hati orang yg bersyukur,setiap perbuatan orang yg benar,pahala nabi2 serta Allah melimpahkan padanya rahmat. 5) Barang siapa membaca ayat Al-Kursi sebelum keluar rumahnya, maka Allah SWT mengutuskan 70,000 Malaikat kepadanya - mereka semua memohon keampunan dan mendoakan baginya. 6) Barang siapa membaca ayat Al-Kursi di akhir sembahyang Allah SWT akan mengendalikan pengambilan rohnya dan dia adalah seperti orang yang berperang bersama Nabi Allah sehingga mati syahid.
7) Barang siapa yang membaca ayat Al- Kursi ketika dalam kesempitan nescaya Allah SWT berkenan memberi pertolongan kepadanya.

Dari Abdullah bin 'Amr r.a., Rasulullah S.A.W. bersabda,Sampaikanlah pesanku biarpun satu ayat..." Wassalam,

Baca Selanjutnya...!...