Friday, September 29, 2006

wajah dunia tanpa kematian

waktu kecil dulu aku pernah baca sebuah cerita dari 7 negara besar. salah satunya adalah kisah yang berasal dari negara Soviet(Rusia). kisah ini menceritakan tentang seorang pangeran yang berjuang menangkap maut. setelah berbagai upaya yang ia lakukan, dan dengan pengorbanan yang tidak sedikit, ia berhasil menangkap maut tersebut. maut itu lalu ia masukkan kedalam kantong dan diikat di puncak pohon pinus.

beberapa tahun kemudian, ketika pangeran berperang, banyak prajuritnya yang terluka. di antaranya ada yang lehernya hampir putus, ada yang ususnya terburai keluar, ada yang kepalanya remukdan luka2 mengerikan lainnya. anehnya mereka tetap hidup dengan menanggung rasa sakit yang berkepanjangan dan tak tertahankan.

di sisi lain, di seluruh pelosok negeri terjadi penderitaan yang tak kalah dahsyatnya. mereka yang sekarat tetap meronta-ronta, mereka yang tua renta yang bahkan menggerakkan tangan pun tak mampu lagi, tetap hidup dengan segenap kerontaannya.

sang pangeran lalu berkeliling ke seluruh negeri. pemandangan yang sama ia temukan, tak satu pun penduduk yang meninggal dunia, meski dengan segenap rasa sakit yang ditanggungnya. sang pangeran lalu berkesimpulan bahwa penyebabnya hanya satu, karena maut ia kurung di puncak pinus. ia pun segera menuju pohon pinus tersebut dan melepaska maut yang telah ia kurung selama bertahun2.dengan begitu, kematianpun kembali mewarnai wajah dunia.

mungkin salah satu atau salah banyak dari teman2 sudah ada yang pernah aku ceritai tentang kisah ini. tapi itu tidak mengapa, sebab aku merasa perlu untuk menuliskannya kembali untuk sekedar membuka memori lama yang mungkin sudah terpendam memoro baru.

yah,kisah ini ditulis oleh seorang komunis, sebagai bentuk ketidakpercayaannya kepada Allah. namun demikian, melalui kisah ini pula dengan jelas kita bisa merasakan betapa menderitanya manusia jika dunia tidak diwarnai kematian. orang-orang yang tubuhnya digerogoti virus HIV, orang-orang yang terkena stroke, orang-orang yang terserang kanker otak atau berbagai penyakit dan penderitaan lain akibat kecelakaan akan tetap berada dalam penderitaan yang tak kunjung henti.

penderitaan itu juga akan turut dirasakan oleh orang-orang sehat disekitarnya; orang tuanya, anaknya, saudaranya, tetangganya, dan bahkan negaranya. jeritan dan tangisan anak akan memenuhi setiap pelosok negeri. bahkan secara ekonomi jelasakan membawa kesengsaraan yang berkepanjangan bagi keluarganya yang sehat, karena tingginya biaya perawatan bagi yang didera sakit yang berkepanjangan tanpa harapan untuk sembuh, juga tidak ada harapan untuk meninggal.

begitulah kira-kira wajah bumi tanpa kematian. wajah penuh penderitaan. dari sepenggal illustrasi ini, betapa kita rasakan bahwa kematian adalah suatu kenikmatan yang luar biasa. sayangnya banyak diantara manusia yang tidak menyukainya, bahkan berusaha untuk menghindari, padahal dia tidak akan mampu lari darinya. kematian , bagi seorang mu'min bukanlah merupakan ending dari sebuah kehidupan. bahkan kematian baginya adalah merupakan pintu untuk memasuki kehidupan selanjutnya yang lebih abadi, lebih kekal. kematian adalah jalan baginya untuk dapat bertemu dengan kekasih hatinya, Robb Tuhan semesta alam yang dulu telah menghidupkannya di dunia, kemudian mematikannya, dan kemudian menghidupkannya kembali.

selanjutnya, marilah kita sama-sama merenungi ayat berikut ini, sambil sekilas kita renungi kembali illustrasi di atas: "Dan Dialah Allah yang telah menghidupkan kamu, kemudian mematikan kamu, kemudian menghidupkan kamu(lagi), sesungguhnya manusia itu benar-benar sangat mengingkari nikmat".(QS. Al Hajj,22:66)

Cairo,3 sept 2005


0 Komentar: