Friday, October 13, 2006

Catatan romadlon II
Sepuluh hari dalam dimensi maghfiroh-Mu

Masya Allah, ya ‘Aziz ya Ghoffar ...
Maha Pengampun Allah yang telah menjadikan Romadlon pada tengahnya sebagai detik-detik penghapusan untuk setiap dosa, besar maupun kecil, semuanya akan dihapuskan-Nya bagi para ‘abd-Nya yang tidak pernah bosan, tak pernah malas, tak pernah sombong dan dengan sepenuh hati menyadari segala salah dan dosa pada tiap sujudnya, di hadapan-Nya, di depan pintu-pintu-Nya.
Sesungguhnya tiada sekutu apapun bagi-Nya yang mampu menandingi sifat pema’af-Nya, hingga dalam furshoh tengah Romadlon ini Dia tidak tanggung-tanggung menumpahkan seluruh ma’af-Nya, menghapuskan setiap dosa ‘ibad al-muthi’in-Nya, hingga bersih seperti halnya ketika mereka baru lahir ke alam fana yang penuh dengan hal-hal sementara.

Astaghfirullahal ‘adhim ...
Astaghfirullahal ‘adhim ...
Astaghfirullahal ‘adhim ...

Dengan tak pernah jemu, hati ini mengucap ma’af dan memohon ampun di hadapan-Mu ya Robb...!
Dan selama sepuluh hari kemaren kami sebagai hamba dho’if menyadari sepenuh hati akan diri, jiwa yang masih setengah hati, yang belum bisa total dalam mengabdi. Dan terkadang pula kami lalai, abai terhadap setiap gejala alam tanda peringatan dan teguran-Mu, kami masih terbuai dalam kekosongan, kelinglungan, hingga kami terlempar dari ruang dzikir akan ayat-ayat-Mu yang sebenarnya dengan itu kami justru bisa tenang dan damai. Keluar dari kebingungan yang menjerumuskan. Adakah Engkau masih mengakui kami sebagai abdi-Mu, Yang akan senantiasa engkau tunjuki jalan yang lurus nan terang?

Tapi, sebagai abdi kamipun tahu bagaimana sifat Rajanya, Engkaulah Raja diatas para raja, Yang Maha segala-galanya. Engkau Maha Tahu segala apa yang ada, di langit maupun bumi. Bahkan Engkaupun tahu setiap getaran hati, niat baiknya maupun yang buruk. Dan hanya Engkau pulalah yang tahu kadar taubat setiap manusia, sekaligus Engkau sebagai hakimnya, diterima atau tidak.

Maka untuk itu Gusti,...
Kami kembalikan semua urusan hanya kepada-Mu ke mahkamah-Mu
Yang pasti kami akan selalu memohon kepada-Mu, agar Engkau bersedia menerima amal ibadah kami, sholat kami, puasa kami, tarawih kami, witir kami, tilawah kami, zakat kami, do’a kami, dan taubat kami, sehingga kami benar-benar telah melewati dimensi rahmat dan maghfiroh-Mu yang telah lalu dengan tanpa ke-sia-siaan dan penyesalan.
Astaghfirullahal ‘adhim innallaha ghofuururrohim...!

Pada level selanjutnya, kami pun akan memasuki hari-hari penyelamatan-Mu dari api neraka, pada sepuluh/sembilan hari yang terakhir. Dan dengan tak pernah bosan kami meminta taufiq dan hidayah-Mu, karena hanya dengan itulah kami bisa jalan, menapaki setiap liku kehidupan, di bawah sinaran cahaya terang-Mu, hingga kami tidak salah arah, dan tetap dalam lingkaran kebenaran.

Nastaghfirullahal ‘adhim wahdina shirothokal mustaqim ...
Tuhan… jauhkanlah kami dari jilatan api neraka yang membakar,
Selamatkanlah kami dari Jahannam yang menghancurkan.
Dan hitunglah kami dari golongan yang akan masuk sorga-Mu lewat pintu Royyan…

0 Komentar: