Catatan Ujian 3 – Tayyarat Fikriyyah Mua’ashirah

Wednesday, January 10, 2007

Selembar Syair Untuk Karl Marx dan Balakurawanya

Materi ujian ke-3 termin ini adalah Tayyarat Fikriyyah Mu’ashirah (Aliran-aliran Pemikiran Kontemporer). Materi ini bagiku lumayan susah, namun setelah dibaca dan diteliti lebih jeli ternyata menarik juga. Tema besar yang diangkat dalam buku diktat membahas seputar paham meterialisme, studi akar pemikiran meterialisme dan paham-paham sosialisme. Buku dengan tebal ±250 halaman ini cukup luas membedahnya; mulai dari arti kata materialisme itu sendiri, karakteristik umum paham materialisme, sejarah dan perkembangannya, hingga pada kritik teori-teori yang berporos sekitar materialisme. Lebih jauh buku ini juga membahas paham sosialisme yang diusung oleh Marx.

Di sini aku tidak bermaksud hendak membedah buku tersebut beserta isinya. Namun setidaknya aku ingin mengikat beberapa maklumat penting -yang selama beberapa hari kemaren sempat aku paksa masuk ke otak-, supaya bisa tersimpan dan tidak tercecer kemana-mana.
-

Materialisme; -yang bermula dari landasan berfikir atas materi, lalu menganggapnya sebagai asal usul atas segala sesuatu, dan memusatkan perhatian dalam hidup hanya demi mewujudkan harta materi beserta kenikmatannya-, filsafat ini telah berkembang sejak beberapa abad yang lalu, bergerak dari semi atheisme kemudian menjadi atheisme yang sesungguhnya.

Berawal dari anggapan bahwa setiap yang ada dengan berbagai fenomenanya adalah hasil dari sistem kerja intern materi (dengan tanpa campur tangan unsur ekstern), filsafat ini kemudian melangkah pada halaman pengingkarannya terhadap metafisika. Di samping itu, ia juga menempatkan panca indra sebagai satu-satunya sumber pengetahuan. Pada tingkatan selanjutnya, materialisme mengambil sebuah sikap dengan menempatkan ilmu sebagai ganti atas agama dalam bidang pengarahan terhadap tingkah laku dan budi manusia. Dan terlebih dari itu ia memberikan peluang penuh bagi setiap kecenderungan dan kecondongan manusia dalam menentukan akhlak dan budi.

Dari beberapa gambaran tentang karakter umum materialisme tersebuat, kita dapat melihat jelas bahwa para penganut dan pembawa risalahnya adalah orang-orang atheis, yang tidak percaya terhadap ruh, metafisika, Tuhan, beserta seluruh kesatuan yang masuk dalam kategori ghaib. Hal ini dapat kita raba dari goresan tinta sejarah yang mengacu pada abad ke 18, terlebih 19. Jika kita telusuri lebih jauh lagi, tentu kita akan mendapatkan bahwa di sana masih ada seabreg teori dan filsafat-filsafat yang berkorelasi dengan materi, dan semuanya akan lebih mempertajam bahwa materialisme adalah filsafat atheis yang tidak pernah menganggap adanya kekuatan kedua setelah materi di balik metafisika.

Maka untuk para punggawa materialisme yang diantaranya adalah; Kebler, Isaac Newton, Galileo, Demokritus, Herakleitos, Saint Simone, David Hertley, George Barkeley, Edmund Hussrel, Martin Heidegger, Jean Paul Sartre, Karl Marx, Charles Darwin dan lain-lainya, ada sebuah persembahan syair Rabi’ Ghozali, yang menanyakan sekaligus memberi sindiran terhadap beberapa teori materialisme::
------

Misteri keidupan,...siapakah gerangan yang menciptakannya?
Gambar-gambar kehidupan yang telah berbeda dalam warna-warna
Apakah ilmu mampu menciptakan jemari?
Atau bisakah ia menyamakan kedua ujung jari tangan?
Dan Jiwa,..wahai jiwa! Apakah sejatinya rahasiamu?
Dan Akal, engkaulah yang telah mengangkat derajat manusia.
Dan raga yang menggambarkan garis keturunan dari debu
Di dalamnya mengalir hukum warisan yang menakjubkan.
Datangkanlah dari para penjagal itu sebagian tulangnya
Atau sebagian dagingnya dan buatlah manusia.
Kemudian buatlah akal untuknya lalu panggillah dia,
Berjalan diantara kalian apakah ia menyerupai hewan?
Wahai orang yang inkar kepada Allah...renungkan dan cermatilah..!!
Apakah kamu melihat siapa kamu? Apa yang ada di kulit luarmu?
Wujud yang mendatangimu, ataukah kamu yang mendatanginya dengan kemauanmu,
Kamu telah menginginkannya lalu kamu menempatinya?.
Dan hidupmu, apakah kamu hidup sesuai dengan keinginanmu dalam suatu masa?
Dan mudamu, apakah kamu tumbuh sesuai perintahmu dalam sebuah fase waktu?
Dan jika engkau mati, apakah juga dengan perintahmu kamu akan habis?
Darimu kehidupan, sementara engkau memakai kafan!?
Siapakah yang menghendakimu ada, apakah kamu atau ayahmu, yang telah menginginkanmu dalam suatu waktu?
Engkau telah dianugrahi perasaan yang bisa peka
Maka perasaan itulah yang melengkapi sistem wujud manusia
Dan siapakah yang menghendakinya ada? Apakah kamu atau telah dianugrahkan untukmu?
Sungguh engkau sempat menjadi seperti cacing,
Wahai cacing yang ada di dalam tanah, siapakah yang telah menghendakinya?
Manusia yang sempurna telah memenuhi alam raya
Allahlah sang pemelihara setiap ciptaan dan Maha Tinggi keagungan-Nya
Ia telah menciptakan kehidupan dan mendesain bentuk-bentuk badan.
-----

Demikian kuranglebih syair itu berbunyi, ia telah tercatat pada bulan Syawal tahun 1390 H. Isinya cukup simpel namun mengena. Semoga pengetahuan tentang Materialisme secara khusus, dan faham-faham yang lain secara umum senantiasa dapat menjadi makanan yang empuk untuk otak kita. Lalu diolah sedemikian rupa, yang jelek bisa sebagai bahan pelajaran, dan yang baik mungkin bisa dijadikan panutan. Dan terakhir, semoga jawabanku terhadap pelajaran Tayyarat yang keluar di ujian bisa direstui oleh badan pengoreksi dan bisa najah. Wallahu a’lam bi as-shawab. [gerbang-tiga, 10-01-‘07]

0 Komentar: