R.I.N.D.U

Thursday, May 31, 2007

Tiap hari aku rajin mengumpulkan rindu
Rindu, rindu dan rindu yang selalu setia menyapaku
Aku terima!
Akan aku kumpulkan rindu dalam tungku penantian
Akan aku bakar ia dengan api kesabaran
Akupun telah menyiapkan kesadaran dan kepercayaan sebagai pelengkap
Untuk sebuah ramuan berkhasiat bernama semangat.
Rindu bisa menjadi semangat
Yang khasiatnya mampu membangun jiwa
Menguatkan asa.

Biarlah rindu bagi orang lain diartikan duka
Atau bahkan luka maupun derita
Yang jika tak kunjung diobati akan semakin menggerogoti.
Namun bagiku rindu adalah cita-cita
Rindu menjelma sebentuk pembangkit
Yang mengingatkanku akan harapan-harapan
Untuk tetap teguh dalam meniti hidup.

Entah sejak kapan aku mulai akrab dengan rindu
Mungkin karena terlalu sering ia mengiring perjalananku
Dan akupun membiarkannya bebas menemani
Untuk sesekali mengingatkanku;
“Hei,…bukankah kau masih punya rindu?
Bukankah di sana telah banyak yang merindukanmu?
Merindukan dirimu dan cinderamata yang akan kau persembahkan kepada mereka?”.
Dan dari situlah aku mulai suka membiarkan rindu menyapaku
Membisikkan mesra nyanyian kerinduan yang menyemangatkan.

Di Pertigaan Kampung Sepuluh Kairo, 31 Mei 2007, 02.16


0 Komentar: