Gejolak Jiwa Dalam Diam

Tuesday, December 11, 2007


I
Di sebuah senja kelam
Aku menemukanmu terduduk diam
Ternyata sudah beberapa hari engkau bungkam
Lalu menghilang di antara kesumpekan
-
Bebunyian itu sudah lama pergi dari telingaku
Ringtone Hp bututku yang tetap sabar menandai pesan
Biasanya ia selalu datang dengan senyuman
Tapi kini seakan hendak lari
Menyisakan sepi…

Seribu bebunyian tanya lalu kukirimkan
Kepada siapa saja, apa saja
Yang dalam memorinya pernah tau tentang kita
Dan,…
Tak ada jawaban.
Kamu sembunyi berteman sunyi
Aku terdiam karna kau tetap bungkam
Berteriakpun aku tak mampu mengusir diammu
Sekeras apapun hatiku bertanya mengharap jawab
Kandas tak bertepi
Hempas diterpa ambigu
Kapankah kau akan membuka mulutmu?
Aku telah lama menunggu,
Tersengal di ruang rindu.

II
Tolong katakan padaku
Dengan bahasa apalagi aku bisa memanggilmu
Aku sudah kehabisan suara
Otakku semakin bingung memikirkan cara
Agar aku bisa kembali menyapamu
Dan kau faham akan maksudku.
-
Dirimu aku pahami setulus hati
Namun diriku kehilangan hati
Hatiku telah kau kuasai;
Memikirkanmu adalah ritual keseharian tak bertepi
Mengingatmu adalah episod teristimewa yang kupunya

Mungkin hatiku tau kamu butuh waktu
Dan aku akan bersabar
Mengakrabi setiap sunyi
Dalam diammu aku sendiri
Berteman sepi.[]

*) Aku lupa entah kapan pernah menuliskan sajak di atas, yang baru saja aku temukan di antara lembar-lembar kertas berserakan...

0 Komentar: