Masihkah Manusia Menganggap Dunia Segalanya?

Sunday, January 27, 2008

Kematian demi kematian datang silih berganti
Bencana, musibah dan segala yang mampu memporandakan dunia semakin sering menimpa
Seorang bayi yang masih dalam belaian ibunya telah pulang kepada-Nya
Seorang pemuda yang tengah berjihad melawan setiap musim yang tak ramah di bumi kinanah telah kembali ke haribaan-Nya
Lalu orang-orang di belahan bumi lainnya masih sibuk dengan tipu-daya, perang dan kebiadaban
Pembantaian, perampokan, penindasan;
Yang merasa kuat membantai yang lemah,
Yang merasa miskin merampok si kaya
Yang kaya menindas si miskin dengan berbagai kelebihannya seraya bergaya;
Menutup telinga & mata, menaikkan harga, hingga memperbudaknya seperti tak berharga
Dan di negeriku, Air sudah mulai menunjukkan aksi; membanjiri, menghanyutkan, menenggelamkan, menghancurkan...
Semesta gonjang-ganjing
Paku-paku buminya tercerabut satu-persatu...


“Di saat-saat seperti ini, masihkah manusia menganggap dunia adalah segalanya?
Sesungguhnya hidup begitu singkat, karena mati bisa datang kapan saja..!”

_ Kairo, 13 Januari 2008.
(Teruntuk Aveena Syifa’ Hakim, aku belum sempat menjengukmu sejak engkau terlahir ke dunia, tapi kini aku sudah mengantarkan jenazahmu menuju pemberhentian akhir. Juga untuk Teuku Nizarli, Mahasiswa asal Aceh, Fak. Syari’ah Islamiah, Tk. 2 Univ. Al-Azhar, Semoga engkau tercatat sebagai Syahid fi sabilillah)


0 Komentar: