IRONI

Monday, May 05, 2008


Konon, aku pamit pada ibuku untuk pergi menuntut ilmu
Bahkan aku telah pamit pada desaku akan berkelana selama beberapa purnama.
Bukan tanpa tujuan,
Tapi ini adalah perjalanan suci
yang pernah ditempuh para nabi dan wali.

Konon, aku katakan kepada mereka kepergianku bukan sekedar membuang usia
Tapi aku ingin mengembara memungut cahaya,
untuk menerangiku hingga di ujung waktu.
Aku pergi mencari terang,
dari kegelapan yang menyesatkan,
dari kebodohan yang menistakan.
Aku jengah dengan labirin panjang penuh tikungan nan membingungkan.
Aku ingin pergi bersama rembulan,
menapaki sunyi dalam perjuangan.

Konon, aku berjanji pada mereka semua yang kucinta
Bahwa kepergianku adalah untuk kembali
Memboyong cahaya, menyongsong rembulan dan terang
Menghapus pekat gelap desaku
Dari belenggu kebodohan, menuju gerbang ketercerahan yang membebaskan.

Namun sayang,
Kini janji itu telah terkulai lesu
Disergap gemerlap dunia yang ternyata melenakan.

Bukan cahaya yang kudatangi
Tapi justru semakin gelap hati ini
Tertutup noda-noda hitam yang menyesatkan.

Bukan terang yang kuhadapi
Tapi justru utopia-utopia maya
Yang semakin membingungkan
Tak sampai untuk memberi penerangan,
meluruskan jalan sendiri saja aku kebingungan.

Bukan pula rembulan yang menemani penjalanan
Tapi justru gerhana yang setiap hari kutemui
Aku tak tau harus bagaimana lagi
Mungkin aku tersesat di jalan ini
Sehingga terpelanting jauh dari janji yang kuucap sendiri!

Digaungkan pada acara hang-ut Afkâr, al-Azhar Park, 09 April 2008, hanya barisan catatan pengingat tentang sebuah niat!?

0 Komentar: