Karena Hidup adalah Pilihan !?

Thursday, August 07, 2008


Menanggapi pertanyaan kawan Bala yang beberapa waktu lalu mengisi di shoutbox, beliau menanyakan tentang abstraksi yang saya tulis di header blog. "Apa artinya; hidup di dunia kita memilih, di akhirat kita dipilih!" Maka dalam catatan kali ini saya ingin sedikit mengupas tentang terjemahan dari kalimat tersebut.

Jujur saya katakan, bahwa pertama kali saya mendapat kalimat tersebut dari sebuah pesan yang dituliskan oleh salah satu teman sekelas saya dalam buku rememberance angkatan kami. Meskipun kalimat tersebut telah ia tulis pada tahun 2004 ketika kami lulus dari Madrasah Aliyah (MAKN Surakarta), namun saya baru ngeh dan mendapatinya begitu bermakna ketika saya telah sampai ke Mesir. Kebetulan saya membawa buku itu dan sesekali ketika rindu menghinggapi saya buka-buka lagi buku kenangan tersebut sembari mengingat-ingat memory masa SMA. Begitu indah, berwarna dan membekas di lubuk hati. Masa-masa yang tak kan pernah terlupakan sepanjang hidup.

Ya, "hidup di dunia kita memilih!". Sebagaimana hak asasi setiap manusia, bahwa ia mempunyai kebebasan dalam memilih. Memilih apa saja yang ia kehendaki dan sesuai dengan isi hati. Tentu saja, dunia ini penuh dengan pilihan-pilihan. Pilihan di sini meliputi hamper seluruh aspek kehidupan; mulai dari agama dan keyakinan; hingga pilihan-pilihan yang bersifat teknis, seperti memilih tempat sekolah/belajar, memilih jabatan, memilih pekerjaan, memilih pasangan dan lain sebagainya. Intinya, bahwa dunia ini ibarat ladang/sawah, yang kita bebas hendak menanaminya apa saja! Entah dengan bibit unggul atau bibit biasa, entah dengan usaha maksimal atau usaha sekedarnya! Walhasil, di dunia kita masih berkesempatan untuk memilih apa saja, yang tentunya masing-masing mengandung konsekuensi yang harus siap diterima.

Nah, kemudian, "di akhirat kita dipilih!". Tentu saja! Karena di sana (menurut keterangan teks-teks al-Qur'an dan Sunnah) manusia akan dihisab sesuai dengan apa yang telah ia pilih dan ia kerjakan selama di dunia. Maka di alam ini manusia tak berkesempatan untuk memilih, karena hasil yang akan ia dapatkan adalah sesuai dengan apa yang ia tanam. Manusia juga tak bisa melakukan pembelaan. Sebab mulut akan terkunci, dan yang akan bicara adalah seluruh indera yang melaporkan setiap aktivitasnya selama di dunia. Maka intinya, di akhirat Allahlah yang akan memilih dan menentukan, apakah seseorang akan masuk surga atau neraka!

Walhasil, dari sedikit penjabaran di atas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa dunia adalah alam pilihan, sementara akhirat adalah alam kepastiannya. "ad-dun`ya mazra'atul akhiroh!". Dunia adalah ladang bercocok tanam yang hasilnya akan diterima ketika telah berada di akhirat. Maka dari itu, "karena hidup di dunia adalah memilih dan di akhirat kita dipilih!", tentunya selama di dunia kita diharapkan mampu memilih hal-hal yang baik sehingga di kelak kemudian hari kita akan dipilih. Ya, dipilih kembali sebagai hamba yang meneguhkan pengabdiaanya, bukan hamba yang mengingkari janji agungnya ketika masih di gua garba ibu: "balaa syahidna!". Konon, segenap manusia dipilih untuk terlahir ke dunia setelah menyatakan sumpah itu. Namun dalam aplikasinya di dunia, banyak dari mereka yang lupa atau mengingkari. Maka semoga ketika diakhirat nanti kita kembali terpilih karena termasuk para hamba yang senantiasa mengingat dan menjalankan janji setianya ketika masih di gua garba para ibunya! Wallahu a'lam!
_Kairo, Jum'at, 8 Agustus 2008

0 Komentar: