Sejenak Kusembunyi !

Thursday, September 11, 2008

Sebenarnya tak ada alasan untuk berhenti menulis. Toh aktivitas nulis sudah jadi candu. Namun, setelah melakukan kontemplasi selama beberapa saat, aku sadar bahwa tulisan butuh gizi, butuh ruh, supaya bisa menghadirkan makna yang bermakna. Lalu bagaimana aku bisa menghasilkan tulisan yang bermakna jika aku tak memakan atau melahap bacaan-bacaan yang penuh gizi, sarat arti?

Maka sejenak kuingin mengendapkan diri, menyatu dan larut dalam lautan kata dan makna yang dikandung oleh samudra buku. Ini adalah pengakuan, ini adalah keinsafan, bahwa kita perlu mengeluarkan (menghasilkan) sesuatu yang bermutu, yang tentunya harus diawali dengan memasukkan (membaca) sesuatu yang bermutu pula. "Teko tak akan mampu menuangkan minuman berupa susu ke sebuah cangkir jika ia tak diisi dengan susu". Maka, dari apa yang kita masukkanlah kita akan mengeluarkan "seperti" apa yang kita masukkan.

Aku merasa tabung otakku masih kosong, belum terisi. Sehingga konsekuensi logisnya aku tak bisa mengolah, tak mampu memproduksi. Bagaimana bisa, bahan yang untuk diolah saja belum tersedia! Oleh karenanyalah aku ingin sejenak bersembunyi, di bebalik dinding-dinding buku, untuk bercengkrama mesra dengan kata-kata yang mengandung makna. Oh, aku ingin larut, aku ingin hanyut, aku ingin mabuk, bersama samudra ide dan buah karya para punggawa pena. Sungguh mereka telah abadi dalam ruang-ruang tertentu, meski jasad telah lebur bersama tanah. Oh, aku hanya ingin sejenak mengisi, menabung, lalu kembali untuk memberi, kembali memproduksi.[]

Kampusbiru, 11 Sept 2008

0 Komentar: