Bersedekah untuk Akhirat

Monday, December 08, 2008

Oleh: Mohammad Luthfi al-Anshori

Suatu ketika Nabi Muhammad SAW bersabda: “Tatkala seorang anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah (pahala) seluruh amalnya kecuali tiga perkara; sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat dan anak saleh yang mendo’akan (orang tua)nya.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah)

Melalui hadits di atas, Rasulullah menginformasikan kepada kita, bahwa ternyata ada beberapa amalan manusia di dunia, yang ketika ia telah mati pahalanya masih terus mengalir selamanya. Di antara amalan itu adalah sedekah, yang mana ia bersifat lebih umum dibandingkan zakat.

Sebagian kalangan beranggapan bahwa kewajiban seorang muslim terhadap hartanya hanya terbatas pada penunaian zakat saja. Setelah menunaikan zakat, tuntaslah kewajibannya atas harta yang dimiliki. Padahal, di samping zakat, ada juga perintah agama tentang anjuran bersedekah. Yang mana, sedekah mempunyai dimensi yang lebih luas, yaitu memberikan bantuan berupa apa saja kepada setiap yang membutuhkan. Dan, sedekah bisa dilakukan kapan saja, tak harus menunggu momen tertentu.

Oleh sebab itulah, Islam sangat menganjurkan kepada umatnya agar senantiasa bersedekah. Di samping dalam rangka membantu sesama guna meringankan beban, pahala sedekah juga mengalir terus hingga Hari Perhitungan (hisâb). Bersedekah adalah bekal hidup di akhirat.

Lalu, benarkah bersedekah selalu identik dengan pemberian sesuatu kepada seseorang? Jika demikian, berarti orang miskin tak punya kesempatan untuk bersedekah? Pertanyaan dan ungkapan seperti ini konon pernah juga dirasakan oleh para sahabat Nabi.

Yaitu seperti yang dikisahkan oleh Abu Dzar, bahwa sekelompok sahabat Nabi pernah bertanya: “Wahai Rasulullah, orang-orang kaya itu pergi dengan membawa gaji yang banyak. Padahal mereka mengerjakan sholat sebagaimana kami juga mengerjakannya, mereka berpuasa sebagaimana kami juga berpuasa dan mereka bisa bersedekah dengan kelebihan harta mereka!?”

Kemudian Rasulullah menjawab: “Tidakkah Allah juga telah menjadikan apa yang kalian miliki untuk kalian sedekahkan? Sesungguhnya setiap kalimat tasbîh yang kalian ucapkan adalah sedekah, setiap takbîr adalah sedekah, setiap tahmîd adalah sedekah, setiap tahlîl adalah sedekah, setiap amar ma’ruf kalian adalah sedekah, setiap nahi munkar adalah sedekah dan setiap kalian mendatangi istri-istri kalian (jimâ’) adalah sedekah!” (HR. Muslim).

Dalam riwayat lain juga disebutkan bahwa menyingkirkan duri dari jalanan pun dihitung sedekah (HR. Bukhari dan Muslim). Dan, masih banyak lagi dimensi-dimensi sedekah yang bisa ditempuh oleh siapa saja, baik si kaya maupun si miskin, tak pandang buluh. Demikianlah, betapa besar kasih sayang Tuhan kepada manusia, sehingga Dia menyediakan fasilitas yang begitu mudah untuk bersedekah, sebagai investasi setelah mati.[]

0 Komentar: