Ketika Hidup Terasa Berat!

Sunday, April 12, 2009

Sebenarnya bukan hal yang baru aku merasa seperti ini. Sekumpulan duri seakan menusuk-nusuk nadi. Aliran darahku ingin berhenti memikirkan solusi. Tak kunjung kutemui. Aku terus berpacu dalam sesak dan sempitku. Meski terengah aku berusaha tabah. Tabah menyaksikan segenap coba yang menghampiriku serentak, mengagetkan.

Pertama, aku memikirkan tagihan-tagihan. Berbagai kewajiban yang harus dibayarkan dalam bentuk uang. Sudah lewat tenggat waktu yang semestinya, namun aku belum mampu bayar juga. Usaha apa hendak kubuat, sementara waktu menghimpitku rapat? Aku tersekat, dalam kelalaian-kelalaian menjerumuskan. Aku miskin, tak mampu melunasi tagihan.

Kedua, aku selalu tak sanggup melihat kawanku sakit. Apalagi, kali ini aku terkejut, sebab ia semakin akut. Aku tak bermaksud mendoakan kejelekan. Namun aku hanya benar-benar takut. Kawanku itu, kini muntah darah. Sudah beberapa hari ini kondisinya lemah. Tak mampu beraktivitas secara lumrah. Beberapa bulan lalu ia juga sakit berminggu-minggu. Kini, semoga tak lama sakitnya. Segera pulih. Sehingga ia bisa kembali belajar, bersama-sama kami. Menyambut perhelatan ujian yang kan segera digelar.

Ketiga, ujian kan datang. Ujian kampus, bukan ujian kehidupan. Sebab jika ujian hidup, ia memang selalu datang, tanpa diundang. Parahnya aku belum persiapan. Kuliahpun belum pernah masuk. Namun masih untung aku telah mengusahakan pembelian diktat. Setidaknya aku sedikit tenang. Bahan ujian sudah kupegang. Tinggal apakah dalam jeda waktu yang singkat ini, aku mampu memanfaatkan?

Hidup memang berat. Ketika sempit, sakit, dan kemelaratan datang bersamaan, apa hendak dikata? Dada terasa sesak! Ke mana tempat hendak kutumpahkan gelisah? Hanya pada-Mu, Gusti... Engkau tak pernah tidur, bukan! Mana ada Tuhan yang meninggalkan ciptaan-Nya?! Aku yakin Engkau mendengar dan melihat! Sembuhkanlah kami, lapangkanlah kami, beri rizqi kami, untuk menunaikan kewajiban, untuk makan, untuk beli obat dan roti! Amin.[]

_Cairo, 13 April 2009.

2 Komentar:

Anonymous said...

ketika hidup terasa berat, hanya Dia tempat kita menangis tersungkur dan mengadu, ketika merasa tak seorangpun mengerti apa yang kita rasakan, ketika jiwa merasa bahwa diri ini insan termalang di seliruh negeri, hanya Dia tempat kita menambatkan hati....

mudah2an segala urusan di mudahkan...

mampir ke blog ana ya=)
http://mioariefiansyah.wordpress.com/

Sabdapena said...

makasih
makasih
makasih
telah sudi berbagi.

makasih do'anya.
Semoga Tuhan memudahkan urusan kita semua, AMin.