Jejaring Rahmat-ku yang Sobek(?)

Monday, August 31, 2009

Sederet dimensi waktu minggat
tatkala Sang Rahman usai mengobral cinta-Nya
menabur embun-embun rahmat
di gersang sahara yang membara.

Aku ibarat nelayan
di samudera kasih sayang
hendak menuju pulau keberkahan
berharap bisa untung
menjaring ikan ketakwaan.

Namun aku silau
ditimpali bias cahya-Mu yang melebihi mentari.
Aku tak cukup kuat,
menampung agung-akbarnya kemurahan-Mu
Sehingga kurnia megah yang tak kunjung nihayah
membuatku lengah untuk bermuhasabah.

Aku seharusnya sabar dalam menahkodai perahu
tak perlu menoleh kanan-kiri
melirik kilau-kilau permata yang sejatinya fatamorgana,
hanya busa(!),
hasil benturan ombak yang kuanggap mutiara,
aku tertipu sepanjang samudera.

Tujuanku masih panjang
di ranah pulau keselamatan,
tak mampu kutangkap intan rahmat-Mu,
yang Kau tabur di tepian pulau-Mu,
karna sepanjang perjalanan yang lalu,
jejaringku telah sobek nan bolong,
digerus tamak-ananiyahku.

Bukan ikan kasih sayang-Mu yang kujaring,
namun tipuan dan rayuan,
menutupi alam kesadaran,
sehingga aku lalai akan tujuan,
dan telah lunglai sebelum pelabuhan.

Gusti,
pada sepuluh dimensi awal ini
aku lengah,
apalah daya jika rahmat-Mu tak mampu kurengkuh,
bagaimana hendak kulalui samudera maghfirah-Mu(?)
mengais ampunan atas segala nisyan.

Aku dibius kerlap dunia,
hingga lumpuh jiwa-raga
dan otakku semakin keruh.

Namun,
dalam gontai langkahku,
sepucuk puja beserta doa kupanjatkan
agar terus dapat bertahan
melanjutkan perjalanan.

Ya Rahman,
Ya Rahim,
Irhamna.


Pojok Dukuh Segitiga, 01 September 2009, 03.02 AM.
"Renungan 10 hari pertama Ramadhan 1430 H."

0 Komentar: