Nenek-nenek di Taman Kanak-kanak

Saturday, April 12, 2008

Di hadapanku nenek-nenek itu riang gembira; tertawa, berpose, foto-foto, bertepuk tangan, ngerumpi, bermain bola. Anda tau di mana saat ini aku berada bersama nenek-nenek itu? Di sebuah taman kanak-kanak, di satu ruas kota Kairo.

Aku yang sedang di rundung duka; ohh... cinta yang selalu membuatku gila! Kuhanyutkan diri dalam pelukan alam terbuka; bersama pohon-pohon, bunga dan rerumputan, di sebuah negeri yang sahara ini. Aku mencoba mendekati alam, menyapa kesejukannya untuk aku serap sebagai obat gila. Aku butuh energi murni, untuk dapat kembali berdiri menatap hari, menyambut senyum mentari yang setiap pagi akan selalu lahir atas kuasa Sang Pencipta. Tampaknya aku tepat memilih tempat untuk bersembunyi, dari setumpuk kesumpekan yang aku rasakan menghimpit di bebalik sekat-sekat ruang apartemen yang kotak-kotak. Aku berhasil merubah sunyi-sepi hati menjadi aroma riang, lapang dan murni.

Aku memandangi polah-tingkah nenek-nenek itu lagi, yang dalam senja umur mereka, mengeja hari seperti anak-anak kecil, bermain di dunia-dunia mereka, taman kanak-kanak; bermain bola, bersorak ceria, menikmati ice-cream dan coklat yang menemani mereka mengeja senja. Barangkali mereka telah lupa; rambut mereka telah berubah warna lalu rontok, tubuh mereka renta dan gembrot, mungkin selama ini mereka hidup sejahtera, berkecukupan bahkan bergelimang harta, sehingga di masa tua, mereka seakan berpotensi membeli waktu, untuk mereka putar balik ke masa muda. Lalu mereka bisa berkunjung ke taman-taman ria, bermain bola dan menggunakan kaos-kaki bercorak loreng merah-putih-hijau-orange dan lain sebagainya.

Ahh...aku yang masih muda...tak sepantasnya mengejek mereka. Lebih baik aku giat bekerja, agar di usia tua bisa menikmati hidup seperti mereka; riang gembira, bermain ke taman ria dan kembali ke usia muda, menjadi anak tua yang bermain bola!.

Cairo, taman kanak-kanak, 29 Maret 2008

Baca Selanjutnya...!...